Wednesday, November 12, 2014

Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah

Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah

Biografi Anies Baswedan Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan MenengahAnies Rasyid Baswedan Ph.D., (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969; umur 45 tahun) adalah Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia ke-26. Ia adalah seorang intelektual dan akademisi asal Indonesia. Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan, ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007, saat menjadi rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun. Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia ikut mencalonkan diri menjadi calon presiden lewat konvensi Partai Demokrat.

Anies dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta. Setelah lulus SD, Anies diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Dia bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah di sekolahnya, dan menduduki jabatan sebagai pengurus bidang humas," karena tugasnya mengabarkan kematian. Anies juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP-nya.

Lulus dari SMP, Anies meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS, dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia. Hasilnya, Anies terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985. Pada tahun 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Program ini membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989. Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Ia bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta, dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.

Anies diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM. Di fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992, dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan. Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat sebagai lembaga legislatif, yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993. Masa kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra. Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.

Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari untuk JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan. Setelah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.

Sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004.[5] Disertasinya doktoralnya yang berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten/ kota di Indonesia. Dia lulus pada tahun 2005.

Dalam berbagai kesempatan, Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia jadikan pedoman dalam memilih karier. Apakah secara intelektual dapat tumbuh, apakah masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, apakah mempunyai pengaruh sosial. Selesai program Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi UGM, Anies Baswedan sempat berkarier sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM. Kariernya di sana tak berlangsung lama, sebab pada 1996 ia mendapatkan beasiswa program master ke Amerika Serikat. Selesai mengambil kuliah doktor pada 2004, karena tidak memiliki uang untuk kembali ke tanah air, Anies sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia. Kecintaannya pada tanah air membuatnya kembali ke Indonesia.

Ia kemudian bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di beragam wilayah di Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Hal ini tentu saja tak lepas dari kepeduliannya terhadap demokrasi, otonomi daerah dan desentralisasi seperti tertuang dalam disertasi dan artikel-artikelnya di beragam jurnal dan media. Ia kemudian menjadi direktur riset The Indonesian Institute. Ini merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tak lepas dari latar belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik.

Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan menemui momen penting dalam kariernya. Ia dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina, menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh cendekiawan Muslim, Nurcholish Madjid atau biasa disapa dengan Cak Nur, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut. Komitmen Anies Baswedan untuk ikut turun tangan mendorong orang-orang baik ia lanjutkan dengan membantu pasangan capres-cawapres Jokowi-JK dalam pilpres 2014. Anies membantu pasangan nomor urut dua dalam Pilpres 2014 ini dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut.

Anies merupakan cucu dari pejuang nasional Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis dan diplomat yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada masa revolusi fisik. Kedua orang tuanya berasal dari kalangan akademis. Ayahnya, Drs. Rasyid Baswedan, merupakan dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, sementara ibunya, Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd. merupakan guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis, seorang sarjana psikologi dari Universitas Gadjah Mada pada tanggal 11 Mei 1996. Fery mendapat gelar magisternya dalam bidang parenting education dari Northern Illinois University. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak: Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam dan Ismail Hakim.
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara PAN-RB

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara PAN-RB

Profil Biografi Yuddy Chrisnandi - Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiYuddy Chrisnandi (lahir di Bandung, 29 Mei 1968; umur 46 tahun) adalah Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia pada Kabinet Kerja (2014–2019). Sebagai politikus, ia pernah menjabat sebagai anggota DPR pada periode 2004–2009 dari Partai Golongan Karya [2] dan periode 2009–2014 dari Partai Hati Nurani Rakyat.

Berikut profil politisi Partai Hanura itu:

Nama Lengkap : Yuddy Chrisnandi
Tempat, Tanggal Lahir : Jawa Barat, 29 Mei 1968

PENDIDIKAN :
Umum :
- SD Negeri Panitran III Cirebon ( 1980 )
- SMP Negeri I Cirebon ( 1983 )
- SMA Negeri I Cirebon ( 1986 )
- Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung ( 1991 )
- Fakultas Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ( 1997 )
- Program doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) ( 2004 )

PERJALANAN KARIER :
Pekerjaan :
- Dosen Fakultas Ekonomi , Universitas Trisakti
- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nasional
- Dosen PPS Ilmu Politik Universitas Indonesia
- Karyawan Bank Bukopin Pusat ( 1991 - 1992 )
- Karyawan Bank Bumi Daya Pusat ( 1992 - 1994 )
- Staf Khusus Ketua Ketua BPPN ( 1998 - 2000 )
- Staf Khusus Kapolri ( 1999 - 2000 )
- Staf Khusus Wapres Wakil Presiden RI ( 2001 - 2003 )

Legislatif :
- MPR dari Partai Golkar ( 1997 - 1999 )

Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar
- DPR dari Partai Golkar ( 2004 - 2009 )

Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar

KEGIATAN LAIN :
- Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK) DPP Golkar
- Ketua Pimpinan Majelis Nasional KAHMI (Korps Alumni HMI)
- Ketua Bidang Internasional MKGR (Musyawarah Keluarga Gotong Royong)
- Ketua Bidang Organisasi Lemkari (Lembaga Karatedo Indonesia)
- Pokja PP-OKK Golkar ( DPP) ( 1991 - 1995 )
- Bappilu DPP Golkar ( Bidang seni budaya ) ( 1995 - 1997 )
- Pengurus DPP Golkar ( Dept Pemuda) ( 1998 - 2004 )
- Pengurus Golkar (Dept Hukum dan Ham) ( 1998 - 2004 )
- Ketua DPP Partai Hanura ( 2010 - 2015 )

PUBLIKASI :
- Kontributor Buku : Membangun Kemandirian Indonesia Penerbit : Yayasan Kebangsaan Bersatu ( 1995 )
- KPP HAM Bukan Pengadilan HAM Penerbit : Yayasan Kebangsaan Bersatu ( 1999 )
- Editor Buku : Orang Berkata Tentang Wiranto Penerbit : Yayasan Kebangsaan Bersatu ( 2001 )
- Kurator Buku : Pemimpi Perubahan; PR Untuk Presiden RI 2005-2009 Penerbit : Kota Kita Press ( 2004 )
- Reformasi TNI, Perspektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia Penerbit : LP3ES ( 2005 )
- Kesaksian Para Jenderal Penerbit : LP3ES ( 2007 )
- Post Soeharto Civil-Military Relations in Indonesia Penerbit : Rajaratnam School of International Studies Singapore ( 2007 )
- Beyond Parlemen; Dari Politik Kampus Hingga Suksesi Kepemimpinan Nasional Penerbit : Transwacana ( 2008 )

KELUARGA :
- Velly Elvira, SH (isteri)

Yuddy Chrisnandi dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Kabinet Kerja

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Kabinet Kerja

Profil Biografi Yasonna Laoly - Menteri Hukum dan HAM Hak Asasi ManusiaYasonna Hamonangan Laoly (lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah, 27 Mei 1953; umur 61 tahun) adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Ia sebelumnya duduk sebagai anggota DPR RI di Komisi II pada periode 2004 – 2009. Ia merupakan politisi PDI-P. Ia berlatar belakang sebagai aktivis organisasi, akademisi, intelektual dan pimpinan di perguruan tinggi.

Ia memulai pendidikan dasar di SR Katolik Sibolga pada tahun 1959 dan lulus 1965. Selanjutnya melanjutkan ke SMP Sibolga dan lulus tahun 1968. Lalu lulus dari SMA Katolik Sibolga pada tahun 1972. Pendidikan tingginya didapatkan dari Fakultas Hukum USU dan tamat dengan ijazah S1 pada 1978, lalu melanjutkan ke Virginia Commonwealth University pada tahun 1986 dengan penghargaan Outstanding Graduate Student Award Virgina Commw. University. Kemudian ke North Carolina University pada 1994 dengan meraih gelar Doktor dengan tergabung dalam Alpha Kappa Delta International Sosiology Honor Society pada 1987 dan Sigma Iota International Honor Society pada 1993.

Penghargaan

Outstanding Graduate Student Award Virgina Commw. University 1986
Alpha Kappa Delta International Sosiology Honor Society 1987
Sigma Iota International Honor Society 1993

Mulai tahun 1983 hingga 1984 ia mengikuti Internship in Higher Education Administration Roanoke College, Salem Virginia, USA 1983-1984. Ia mulai bekerja Pengacara & Penasehat Hukum 1978-1983, kemudian menjadi pembantu dekan FH Universitas Nomensen pada kurun 1980-1983. Kemudian sebagai Dekan FH Universitas Nomensen (1998-1999) dan peneliti di NCSU pada tahun 1992-1994. Dia juga menjadi Asisten Riset Departemen Sosiologi and Antropologi di NCSU. Dan sejak tahun 2000 hingga saat ini ia masih menjadi dosen.

Karier Politik - Ia mulai aktif berorganisasi sejak di IBPC GMKI Medan pada 1976 dan Waka Bendahara KNPI Medan pada tahun 1983. Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris BKG PGI Sumut-Aceh dan Ketua Umum Mahasiswa Nias. Ia terlibat dalam kepengurusan PDIP Sumatera Utara untuk rentang waktu 2000-2008. Juga sebagai Wakil Bendahara KNPI Medan dan Ketua Umum Kesatuan Mahasiswa Nias. Pada tahun 2002-2005 dia dipercaya sebagai Kepala Badiklatda PDI-P Sumut (2002-2005) dan Wakil Ketua DPD PDI-P Sumut (2000-2005).

Ia terjun ke politik praktis dengan menjadi anggota DPRD Sumut pada periode 1999-2004 dari Partai Buruh. Pada tahun 2004, ia terpilih sebagai anggota DPR RI mewakili PDI Perjuangan dari wilayah Sumatera Utara II. Di parlemen ia duduk sebagai anggota Komisi II dan tergabung dalam Badan Anggaran DPR RI. Di MPR RI, ia menjadi Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan. Yasonna merupakan penganut Kristen Protestan yang berasal dari Suku Nias. Ia menikah dengan Elisye Widya Ketaren dan sudah dikaruniai empat orang anak.
Menteri Pertahanan Kabinet Kerja Jokowi-JK

Menteri Pertahanan Kabinet Kerja Jokowi-JK

Profil Biografi Ryamizard Ryacudu - Menteri Pertahanan Kabinet JokowiJenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950; umur 64 tahun) adalah Menteri Pertahanan pada Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo yang mulai menjabat sejak 27 Oktober 2014. Mantan perwira tinggi militer TNI AD ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dari tahun 2002 hingga 2005. Ryamizard adalah menantu dari mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno, ia dikenal sebagai jenderal lurus dan tegas. Kariernya mulai cemerlang setelah dia memangku jabatan Pangdam V Brawijaya, yang kemudian diteruskan menjadi Pangdam Jaya.

Saat terjadinya gesekan elit nasional pada masa presiden Gus Dur, Ryamizard yang saat itu Pangdam Jaya mengancam siapa saja yang akan mengganggu keamanan di wilayahnya akan dihadapinya. Selepas dari Kodam Jaya, Ryamizard mendapat promosi bintang tiga sebagai Panglima Kostrad menggantikan Letjen TNI Agus Wirahadikusumah. Kemampuannya merangkul semua unsur TNI saat apel siaga di Lapangan Monas yang melibatkan unsur TNI AL dan TNI AU Juli 2001 menarik KSAD untuk menunjuknya sebagai Wakil KSAD dan kemudian mengantikan Endriartono Sutarto sebagai KSAD.

Pendidikan Militer dan Karier Militer

AKABRI (1974)
Suscapa (1985-1986)
Seskoad (1991)

Berikut adalah jabatan yang pernah dipegang Ryamizard:

Komandan Peleton Kodam XII/Tanjung Pura (15 November 1976)
Komandan Kompi Pelajar, Komando Pendidikan (Dodik), Kodam XII/Tanjung Pura
Komandan Kompi Secaba, Dodik, Kodam XII/Tanjungpura (28 Desember 1977)
Komandan Batalyon infanteri 641 dan 642, Kodam XII/Tanjungpura (22 Juli 1980)
Kepala S-2/Operasi Yonif 641 (18 Januari 1982)
Kepala Operasi Brigif Linud 17 Kujang I (1 Januari 1987)
Wakil Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak (1 Juli 1988)
Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak (1 Juni 1990)
Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad
Komandan Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad (1 Juni 1994)
Asisten Operasi Kodam VII/Wirabuana (1 April 1995)
Komandan Kontingen Garuda XII-B ke Kamboja (1992)
Komandan Sektor 5 Barat, dipercaya oleh pasukan PBB di Kamboja (UNTAC)
Komandan Komando resort militer 044/Garuda Dempo, Kodam II/Sriwijaya (1 September 1995)
Kepala Staf Divif 2/Kostrad (1 Agustus 1996)
Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, merangkap sebagai Wakil Ketua Tim Pengamanan Hutan Terpadu (15 Juli 1997)
Panglima Divif 2/Kostrad (15 Maret 1998)
Kepala Staf Kostrad (15 Juni 1998)
Pangdam V/Brawijaya (14 Januari 1999–4 November 1999)
Pangdam Jaya/Jayakarta (4 November 1999–1 Agustus 2000)
Pangkostrad (1 Agustus 2000–4 Juni 2002)
Kepala Staf Angkatan Darat (4 Juni 2002–5 Februari 2005)

Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu masuk dalam susunan kabinet Kabinet Kerja periode 2014-2019 yang dipimpin oleh Joko Widodo-Jusuf Kalla. Ia didapuk untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Namanya disebut Presiden Joko Widodo dalam pengumuman di halaman Istana Negara, Minggu (26/10/2014).
Menteri Luar Negeri Kabinet Kerja Jokowi-JK

Menteri Luar Negeri Kabinet Kerja Jokowi-JK

Profil Retno Lestari Priansari Marsudi - Menteri Luar Negeri Wanita PertamaRetno Lestari Priansari Marsudi (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962; umur 51 tahun) adalah Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia yang menjabat dari 27 Oktober 2014 dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Sebelumnya dia menjabat sebagai Duta besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.

Retno Marsudi lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 27 November 1962. Dia menempuh pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 3 Semarang sebelum akhirnya memperoleh gelar S1nya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1985. Setelah lulus, ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dari tahun 1997 hingga 2001, Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda. Pada tahun 2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika. Retno dipromosikan menjadi Direktur Eropa Barat pada tahun 2003. Ia lalu memperoleh gelar S2 Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda.

Pada tahun 2005, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia. Selama masa tugasnya, ia memperoleh penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011, menjadikannya orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Selain itu, ia juga sempat mendalami studi hak asasi manusia di Universitas Oslo. Sebelum masa baktinya selesai, Retno dikirim kembali ke Jakarta untuk menjadi Direktur Jenderal Eropa dan Amerika, yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.

Retno kemudian dikirim sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda pada tahun 2012. Ia juga pernah memimpin berbagai negosiasi multilateral dan konsultasi bilateral dengan Uni Eropa, ASEM (Asia-Europe Meeting) dan FEALAC (Forum for East Asia-Latin America Cooperation). Retno menikah dengan Agus Marsudi, seorang arsitek, dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi.

Presiden Joko Widodo hari ini mengumumkan susunan menteri yang beliau sebut Kabinet Kerja untuk masa jabatan 2014-2019. Retno Lestari Priansari Marsudi terpilih menjadi menteri luar negeri. Sebagai menteri luar negeri ke-18, perempuan kelahiran Semarang, 27 November 1962 itu sebelumnya menjabat sebagai duta besar untuk Kerajaan Belanda. Dia juga merupakan perempuan Indonesia pertama yang menjadi duta besar Kerajaan Belanda ketika terpilih pada 21 Desember 2012.

Sebagai sosok menteri luar negeri, Retno kaya pengalaman internasional karena sebelumnya dia juga menjabat sebagai direktur jenderal Amerika dan Eropa di Kementerian Luar Negeri sejak April 2008 hingga Januari 2012. Dengan tugasnya itu dia mengelola hubungan Indonesia dengan 87 negara di Eropa dan Amerika. Retno Marsidi meraih gelar S-2 di Haagsche Hooge School Jurusan Hukum EU, Den Haag. Pada 2005 hingga 2008 dia menjadi duta besar untuk Kerjaaan Norwegia dan Republik Islandia.

Istri dari arsitek Agus Marsudi itu juga pernah mendapat penghargaan Bintang Jasa "Grand Officer" dari Raja Norwegia. Dia adalah orang Indonesia pertama meraih kehormatan tinggi itu. Ibu dari Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi itu juga pernah menduduki berbagai jabatan penting di Kemlu RI, termasuk sebagai Direktur Eropa Barat (2003-2005) dan Direktur Kerjasama Intra Kawasan Amerika-Eropa (2001-2003). Sejak Republik Indonesia berdiri 69 tahun lalu, pejabat di garda depan diplomasi didominasi tokoh laki-laki. Diawali oleh Mr Achmad Soebarjo, Sutan Sjahrir, hingga generasi penerusnya seperti Hassan Wirajuda dan Marty Natalegawa.

Retno adalah contoh nyata hasil kebijakan pengarusutamaan gender di tubuh pemerintah. Dia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri (dulu masih bernama Departemen Luar Negeri) pada 1980, alias setahun sebelum lulus di jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Merujuk wawancaranya dikutip dari situs alumni Fisipol UGM, Retno menampik anggapan klise bahwa berkarir sebagai diplomat membuat perempuan mengabaikan rumah tangga. Kedua putranya juga mendukung karirnya yang kerap mengharuskan Retno bepergian. "Walaupun saya akui, ketika profesi ini dipegang seorang wanita, ada tantangan tersendiri. Apalagi bila sudah berkeluarga. Tapi saya sangat menikmati profesi ini," ujarnya. Retno dikenal sangat menguasai isu-isu ekonomi dan kerja sama lingkungan. Jaringannya dengan negara-negara Barat juga amat luas.

Mengawali kariernya, Retno berangkat ke Australia. Tugasnya berat, lantaran Indonesia pada 1992 dipojokkan atas pembantaian warga Timor Leste di Santa Cruz, Dili. Pada 1997, Retno menjadi Sekretaris Satu Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, Belanda. Di negara inilah, karirnya menanjak paling pesat, hingga dia dipercaya menjadi Kepala Bidang Ekonomi. Negara di Benua Biru lain yang sempat dia singgahi untuk melaksanakan tugas diplomatik adalah Norwegia. Studi lanjut bidang HAM juga didalami Retno di Ibu Kota Oslo. Karirnya sempat mencapai puncak eselon, sebagai Direktur Jenderal Amerika Eropa pada 2008 hingga 2012. Sebagai dubes, dia fokus meningkatkan hubungan dagang Indonesia-Belanda yang hanya mencapai USD 5 juta per tahun. Sosoknya juga populer di kalangan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Negeri Kincir Angin.

Dari rekam jejak itu, dapat diduga Retno dipilih karena Presiden Jokowi ingin diplomat memperkuat fungsi kerja sama ekonomi. Para dubes dan jajarannya diminta fokus mencari peluang pasar ekspor baru di mancanegara. "Ke depan dubes kita harus diproduktifkan, mereka tidak saja ahli di bidang politik tetapi juga memasarkan produk Indonesia," kata Jokowi saat kampanye pemilihan presiden pada 21 Juni lalu. Adapun sampai sekarang belum diketahui rekam jejak Retno untuk negosiasi batas laut. Indonesia masih punya persoalan pembahasan batas landas kontinen dengan beberapa negara tetangga. Perundingan batas wilayah dengan Malaysia, misalnya, juga belum selesai sampai sekarang. Padahal visi-misi Presiden Jokowi salah satunya membawa Indonesia menjadi poros maritim dunia. Isu perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), juga tidak cukup banyak diemban Retno selama berkarir sebagai diplomat.

Di luar itu, Retno pernah membuat esai di Harian Jakarta Post pada 2005. Intinya, publik jangan heran bila pejabat di Kemlu akan semakin banyak diisi perempuan. Pada 2004 dari 98 diplomat baru, 47 adalah perempuan. Pada 2013, angkatan Sekdilu 38, diplomat wanita berjumlah 36 dari 70 CPNS yang diterima. Rasionya meningkat. "Ini indikasi adanya peningkatan kualitas diplomat perempuan dan kesuksesan pengarusutamaan gender di kementerian luar negeri," tulis Retno.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Biografi Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatDr. Ir M. Basuki Hadimuljono, M.Sc (lahir di Surakarta, 5 November 1954; umur 59 tahun) adalah Menteri PU dan Perumahan Rakyat pada Kabinet Kerja 2014 - 2019. Riwayat Pendidikan : S-1; Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Magister (S2), Colorado State University, Amerika Serikat dan Doktor (S3) Teknik Sipil, Colorado State University, Amerika Serikat. Sedangkan Pengalaman Kerja sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum periode 2005–2007, Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum periode 2007–2013 dan Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyebut Basuki Hadimuljono sebagai profesional dan pakar di bidangnya. "Pak Basuki merupakan sosok yang sesuai untuk menempati pos Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," ujar Jokowi tentang pria kelahiran 5 November 1954 ini. Basuki meraih gelar sarjana (S-1) Teknik Geologi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan memperoleh gelar magister (S-2) serta doktor (S-3) Teknik Sipil dari Colorado State University, Amerika Serikat.

Rekam jejaknya di Kementerian Pekerjaan Umum terhitung panjang. Basuki sempat menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum periode 2005–2007, sebelum menempati posisi sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum periode 2007–2013. Sejak 2013, dia menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum hingga ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Basuki Hadimuljono dikenal sebagai Komisaris Utama dari perusahaan pelat merah milik pemerintah, PT Wika sejak 1 Mei 2012. Basuki lahir di Surakarta, 5 November tahun 1954. Basuki lahir 5 November 1954 di Surakarta, Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Utama PT WIKA sejak 1 Mei 2012. Tahun ini, dirinya dipercaya menduduki jabatan sebagai menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Ia meraih gelar Sarjana (S1) Teknik Geologi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Meraih gelar Magister (S2) dan gelar Doktor (S3) Teknik Sipil dari Colorado State University, USA.

Basuki pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum periode 2005 – 2007, menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum periode 2007 – 2013, serta menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum periode 2013 sampai dengan sekarang. Berbagai penghargaan pernah disabet oleh Basuki. Diantaranya Piagam Penghargaan Pegawai Teladan Departemen Pekerjaan Umum tahun 1995, Satyalancana Karya Satya X Tahun 2001, 2003, 2005 dan 2014.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM

Profil Menteri ESDM Sudirman SaidSudirman Said (lahir di Brebes, 16 April 1963; umur 51 tahun), adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Ia dikenal sebagai tokoh antikorupsi, pekerja rehabilitasi kawasan bencana, eksekutif di industri minyak dan gas, serta direktur utama perusahaan senjata nasional. Sudirman Said menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 1990. Ia kini juga aktif dalam ikatan alumni sekolah tinggi ini. Ia dipilih sebagai Ketua Umum Ikanas Keuangan-STAN untuk periode 2013-2016. Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, Washington, DC, Amerika Serikat (1994), Aktivis Anti Korupsi (Pendiri dan Ketua Badan Pelaksana Masyarakat Transparansi Indonesia)

Kiprah Sudirman di bidang pemberantasan korupsi ia wujudkan dengan mendirikan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Bersama beberapa aktivis anti korupsi lainnya seperti Erry Riana (Mantan Pimpinan KPK), Kuntoro Mangkusubroto (Kepala UKP4). Sri Mulyani (Mantan Menteri Keuangan), dan beberapa tokoh lainnya. Sudirman bersama MTI mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia dengan mendorong penyelesaian beberapa kasus rasuah. Beberapa kasus yang pernah didorong untuk diselesaikan oleh Sudirman MTI antara lain: Mendirikan Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Salah satu usaha yang dilakukan Sudirman untuk mendukung gerakan anti korupsi adalah dengan menciptakan dunia usaha yang sehat. Bersama beberapa pegiat anti rasuah, Sudirman membentuk IICG. Didirikan pada 2 Juni 2000 IICG lahir untuk memasyarakatkan konsep, praktik, dan manfaat Good Corporate Governance (GCG) kepada dunia usaha. IICG merupakan salah satu peran masyarakat sipil untuk mendorong terciptanya dunia usaha Indonesia yang terpercaya, etis, dan bermartabat. Organisasi independen ini juga mendorong dan membantu perusahaan-perusahaan dalam menerapkan konsep Tata Kelola (Corporate Governance). Sudirman mendirikan IICG bersama Erry Riyana, Kuntoro Mangkusubroto, Mar’ie Muhammad, dan beberapa tokoh lainnya.

Pada tahun 2001 saat menjabat menjadi Ketua MTI Sudirman mendorong agar menteri yang terpilih dapat melepaskan jabatannya di parpol dan keterlibatannya dalam dunia usaha. Menurut Sudirman jabatan di partai politik dan keterlibatan dalam bisnis sangat mempengaruhi kredibilitas menteri bersangkutan. Pernyataan ini diungkapkan Sudirman dalam perayaan ulang tahun ke 3 MTI yang berdekatan dengan pembentuka Kabinet Gotong Royong. Kecemerlangan Sudirman di dunia pergerakan anti korupsi juga diapresiasi oleh dunia akademis. Saat Alm. Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang saat itu menjabat Rektor Universitas Paramadina sedang sakit-sakitan, Sudirman ditunjuk untuk menjadi Penanggung Jawab Sementara (Pjs) Rektor Universitas Paramadina. Sudirman kemudian mendapat amanah menjadi Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh yang membuatnya harus meninggalkan Kampus Paramadina. Ia kemudian digantikan sesame pejabat rektor sementara yakni M. Sohibul Iman.

Sudirman Said aktif dalam transformasi PT Pertamina (Persero) dengan tugas melakukan pembenahan fungsi sekretaris perusahaan (2008) dan Suplly Chain Management (2008-2009). Sudirman menjadi Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia menggantikan Sony Soemarsono pada Maret 2013 di bawah pimpinan Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno. Ia kemudian menjadi Deputi Direktur Integrated Supplay Chain (ISC) untuk mengatasi mafia impor BBM. Pada 20 Maret 2009 Sudirman tidak lagi menjabat menjadi Deputi Direktur ISC. Pasca jabatan tersebut, Sudirman kemudian dipercaya sebagai koordinator Restrukturisasi Aset dan Anak Usaha Pertamina. Pada Mei 2013 Sudirman Said dipercaya sebagai Wakil Presiden Direktur PT Petrosea mendampingi Eddy Junaedy yang diangkat menjadi Presiden Direktur. PT Petrosea sendiri adalah salah satu perusahaan pertambangan di bawah kelompok Indika Energy Group. Sudirman kemudian melepaskan jabatan ini setelah ditunjuk oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk menjadi direktur utama PT Pindad.

Executive Director APEC CEO Summit 2013 - Keberhasilan Sudirman Said dalam sektor privat dan publik membuatnya dipercaya menjadi Executive Director APEC CEO Summit 2013. Dalam acara tingkat internasional yang berlangsung pada 1-8 Oktober 2013 di Bali ini hadir 21 kepala negara anggota APEC serta 1200 CEO seluruh dunia dengan 200 di antaranya berasal dari Indonesia. Sebagai Executive Director, Sudirman mendorong APEC CEO Summit untuk menjembatani kepentingan bisnis pemerintah dan swasta. Pertemuan para CEO ini menghasilkan rekomendasi bagi 21 pemimpin ekonomi APEC seperti dalam hal memobilisasi dana dari sektor swasta ke sektor publik. Agenda pertemuan CEO ini juga untuk menggenjot usaha kecil menengah (UKM) sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik. Setelah malang melintang di gerakan anti korupsi dan bisnis, Sudirman Said dipercaya menjadi Direktur Utama PT Pindad (Persero) sebuah perusahaan negara bidang persenjataan. Sudirman menggantikan posisi Tri Hardjojo yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Pindad. Sudirman mulai menjabat menjadi direktur utama perusahaan negara ini pada 4 Juni 2014 melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK – 118/MBU/2014.

Di awal masa jabatannya, Sudirman langsung melakukan beragam inovasi untuk perusahaan yang memiliki sekitar 3000-an karyawan ini. Inovasi yang ia lakukan yakni menjalin kerjasama dengan dengan pebisnis senjata internasional. Hal ini ia lakukan sebagai upaya untuk mempercepat alih teknologi sekaligus mengadopsi disiplin kerja dan budaya perusahaan asing. Kerjasama dengan pebisnis senjata internasional ia lakukan dengan meneken memorandum kesepahaman dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM) di Pretoria, Afrika Selatan pada pertengahan September 2014. Ia juga sedang menyiapkan pabrik turret (persenjataan di atas tank) di Bandung bekerjasama dengan Belgia. Selain membuka kerjasama dengan pihak asing untuk alih teknologi dan budaya perusahaan, Sudirman juga berusaha memberantas calo persenjataan yang merugikan negara. Hal itu ia wujudkan dengan membuat PIndad mampu menyediakan data pembanding Menurutnya para calo senjata mendapat keuntungan karena informasi yang asimetris. Sudirman mendorong agar Pindad juga dapat memiliki informasi spesifik mengenai sebuah senjata agar calo tidak bisa menaruh harga sembarangan untuk sebuah senjata.

Menteri ESDM - Karier cemerlang Sudirman Said di bidang energi dan migas serta gerakan anti korupsi membawanya dipilih menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kabinet Jokowi-JK periode 2014-2019. Ia menggantikan Chairul Tanjung sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM. Chairul menggantikan Jero Wacik yang mengundurkan diri sebagai Menteri ESDM karena tersangkut kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Sudirman mengatakan akan mengembalikan kepercayaan publik pada kementerian ESDM dengan mengelola kementerian secara profesional dan transparan. Ia dipilih langsung oleh Jokowi yang mengatakan Menteri ESDM harus ada pemimpin dengan leadership yang kuat dan memiliki manajemen pengawasan. Sudirman dinilai memiliki rekam jejak yang memenuhi persyaratan tersebut.

Tuesday, November 11, 2014

Menteri Perhubungan Kabinet Kerja Joko Widodo

Menteri Perhubungan Kabinet Kerja Joko Widodo

Profil Biografi Ignasius Jonan - Menteri PerhubunganIgnasius Jonan (lahir di Singapura, 21 Juni 1963; umur 51 tahun) adalah Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2009 s.d. sekarang. Ignasius Jonan menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) sesuai dengan penugasan pemerintah melalui Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil, menggantikan Ronny Wahyudi yang menjabat sejak September 2005 yang kemudian Ronny diangkat kembali oleh pemerintah sebagai anggota Dewan Komisaris PT Industri Kereta Api (Inka). Jonan diangkat pada tanggal 25 Februari 2009 Ignasius Jonan terpilih kembali pada tahun 2013 oleh Dahlan Iskan. Pada 26 Oktober 2014, Ia diangkat menjadi Menteri Perhubungan dalam Susunan Kabinet Kerja Joko Widodo.

Pendidikan dan karier

Fletcher School, Tufts University, AS
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), Direktur Utama, 2001 s.d. 2006
Citibank/Citigroup, Director tahun 1999 s.d. 2001 dan Managing Director tahun 2006 s.d. 2009
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Direktur Utama, 2009 s.d. 2014
Menteri Perhubungan Kabinet Joko Widodo, 2014

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menunjuk Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Kerja 2014-2019 yang diumumkan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). "Lari pak... Dia dirut kai, manajer profesional dalam sektor transportasi publik, sering tidak pulang, sering tidur di kereta api, tapi nanti di pesawat terbang dan kapal laut," ujar Jokowi memperkenalkan singkat profil Jonan. Jonan, yang lahir pada 21 Juni 1963, saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia.

Tiga tahun lalu kereta api dan stasiun identik dengan kekumuhan dan kesemrawutan. Kini, datanglah ke stasiun, Anda akan melihat perubahan. Kebersihan, kerja keras, dan disiplin bisa terlihat di tempat itu. Jutaan penumpang kereta api menjadi saksi. Di tangan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan, perubahan itu dimulai. Ketika diamanahi memimpin BUMN transportasi ini, ia sempat berujar kepada Sofjan Djalil, mantan Menteri BUMN, apakah dengan latar belakangnya di bidang akuntansi ia tepat mengabdi di dunia transportasi?

Namun, begitu dilantik pada 25 Februari 2009, tiga bulan pertama dilalui Jonan dengan mempelajari PT KAI dan perkeretaapian. Ia memperkenalkan sistem meritokrasi. ”Tak ada lagi urut kacang atau persaingan antarkelompok untuk meraih posisi,” ujar Jonan. Bekerja profesional menjadi keseharian pegawai PT KAI. Kemudian, kompensasi pegawai dinaikkan secara bertahap. Dalam tiga tahun terakhir, ada beberapa jabatan yang penghasilannya dinaikkan berlipat. ”Begitu saya tahu gajinya tak wajar, ya, harus disesuaikan, entah bagaimana caranya. Tidak mungkin pekerja yang melayani publik mendapat gaji kecil,” ujarnya.

Bagaimana perusahaan yang merugi Rp 83,4 miliar pada 2008 itu punya dana untuk menaikkan gaji? ”Saya sampaikan kepada pegawai, ayo kita cari dana bersama-sama,” ujarnya. Walau komponen gaji pegawai naik, PT KAI tetap mencetak laba bersih Rp 153,8 miliar pada 2009. Dua tahun terakhir, laba bersih KAI pun lebih dari Rp 200 miliar. Bagaimana itu mungkin? ”Kalau gaji pekerja bagus, kinerjanya juga bagus,” ujarnya. Ia menganalogikan dengan seekor sapi yang melintas di depan orang lapar. ”Mungkin hanya butuh 1 kilogram daging, tetapi karena tak mungkin memotong secuil daging, ya, dibunuh sapinya. Sebuah perusahaan juga bisa seperti sapi itu,” kata Jonan.

Tentang pegawai - Begitu memimpin KAI, ia tak langsung memangkas pegawai. ”Jumlah pegawai itu tak pernah berlebih, mungkin yang kurang pekerjaannya,” ujarnya. Keadilan coba ditegakkan, semisal gaji komandan di lapangan harus lebih tinggi daripada komandan di kantor. ”Tak boleh ada toleransi dan harus konsisten saat kita memutuskan kebijakan di perusahaan layanan umum,” ujar Jonan. Tak sekadar bicara, dia pun memberi contoh. Saat mendapati penumpang tak mampu yang hendak naik kereta tanpa membeli tiket, dia merogoh kantong. ”Saya bayari sendiri,” ceritanya.

Rasa kasihan adalah urusan personal, sementara KAI adalah perusahaan negara yang harus dikelola profesional. ”Kalau ada pegawai lain merasa kasihan, ya, bayari saja dari kantong mereka sendiri. Ini bukan perusahaan milik mereka, tetapi milik negara. Sistem harus ditegakkan.” Cenderung bicara keras dan apa adanya, itulah Jonan. Masyarakat bisa merasakan saat ia menerapkan sistem boarding dan kebijakan satu nama-satu tiket. Ia tak goyah ketika ada pihak yang mengkritik. Penumpang kereta jarak jauh dan sedang juga harus duduk. Sementara untuk meminimalkan calo, nama di tiket harus sesuai dengan kartu identitas. Kebijakan ini bikin heboh. Penumpang terkaget-kaget.

Banyak penumpang, bahkan pegawai KAI, dan orang penting yang angkat suara. Meski justru terkesan menyepelekan penumpang dengan mengatakan, mungkinkah penumpang kereta diatur seperti itu? Bagaimanapun, hasilnya penumpang nyaman. Siapa pun yang keberatan dengan sistem itu boleh melongok Stasiun Pasar Senen yang kini nyaman. Sistem boarding tak sekadar membuat stasiun lebih bersih, juga mengamankan pendapatan KAI. Namun, yang terpenting, mampu mengedukasi masyarakat. Awalnya pegawai KAI mengeluhkan sulitnya mengajari penumpang antre. Namun, lambat laun, penumpang sendiri yang mengakui antre membuat mereka lebih nyaman.

Apabila dulu pegawai PT KAI harus mengancam menurunkan penumpang yang merokok, pasca-diterapkannya larangan merokok pada Maret 2012, sesama penumpang mengingatkan penumpang lain yang merokok di atas kereta. Komisi Nasional Pengendalian Tembakau pun menghargai komitmen KAI dalam melarang aktivitas merokok di atas kereta dan lingkungan stasiun. Inovasi juga diluncurkan PT KAI awal Agustus silam. Pembelian tiket bisa melalui internet. Lewat sistem ini calon penumpang lebih mudah membeli tiket. Alhasil, dalam penutupan Pos Koordinasi Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2012, Selasa (28/8/2012), hanya moda kereta api yang mendapat pujian. Menteri Perhubungan pun melontarkan niatnya menerapkan sistem boarding di terminal bus dan pelabuhan.

Tak ragu - Perubahan-perubahan itulah yang dirasakan penumpang kereta api. Mereka tak lagi berdesak-desakan di stasiun. Kebersihan di stasiun dan kereta api terjaga. Jadwal keberangkatan dan kedatangan juga semakin sesuai dengan yang dijanjikan. Perubahan itu dilakukan Jonan dengan tegas tanpa pandang bulu. Mengapa berani? ”Ini dari ketiadaan vested interest pada diri saya. Kalau tidak punya kepentingan tertentu, kita takkan ragu memutuskan atau berbuat apa pun,” ujar Jonan. Empat puluh sembilan tahun lalu, Jonan lahir di Singapura. Ia tumbuh dalam keluarga yang mapan, kemudian berkarier gemilang pada perusahaan finansial multinasional. Maka, boleh dikatakan, hari-harinya di PT KAI dijalani sebagai sebuah pengabdian.

Setelah 3,5 tahun memimpin PT KAI, apakah kini gairahnya tertuju pada perkeretaapian? ”Bagi saya, yang penting pekerjaan ini bermanfaat buat banyak orang,” ujar Jonan. Dia yakin kereta api merupakan bagian dari solusi masalah di Indonesia. Sebagai contoh, mengenai banyaknya korban dalam arus mudik, Jonan menawarkan solusi untuk Lebaran 2013. ”Apabila pemerintah mau menyubsidi pengangkutan sepeda motor dengan kereta, KAI akan mengangkut 300.000 motor pulang-pergi. Mengapa kami butuh subsidi? Karena pemudik butuh tarif yang terjangkau. Tanpa itu, mereka tetap akan menantang bahaya untuk mudik,” katanya. Dari kereta api kita bisa becermin, sesungguhnya Indonesia mampu berubah. Disiplin, kerja keras, dan kejujuran bisa dibangkitkan kembali melalui contoh langsung. - kompas -
Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja

Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja

Profil Dan Biografi Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan PerikananSusi Pudjiastuti (lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965; umur 49 tahun) adalah seorang Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.

Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 180 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.

Karier - Ayah dan ibunya Susi Pudjiastuti yaitu Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah berasal dari Jawa Tengah yang sudah lima generasi lahir dan hidup di Pangandaran. Keluarganya adalah saudagar sapi dan kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan tanah. Susi hanya memiliki ijazah SMP. Setamat SMP ia sempat melanjutkan pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti sekolah. Setelah tidak lagi bersekolah, dengan modal Rp750 ribu hasil menjual perhiasan, pada 1983 Susi mengawali profesi sebagai pengepul ikan di Pangandaran.

Bisnisnya terus berkembang, dan pada 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek “Susi Brand”. Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.

Pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 miliar menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang. Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air. Dua hari setelah gempa tektonik dan tsunami Aceh melanda Aceh dan pantai barat Sumatera pada 26 Desember 2004, Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi. Peristiwa itu mengubah arah bisnis Susi.

Di saat bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya itu yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut untuk misi kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Perusahaannya memiliki 32 pesawat Cessna Grand Caravan, 9 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang beragam jenis.

Susi menerima banyak penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006, ia menerima Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009.

Pada tahun 2008, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School. Pada Minggu, 26 Oktober 2014, dalam pengumuman Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK Ibu Susi Pudjiastuti ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Monday, November 10, 2014

Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Kerja

Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Kerja

Profil Biografi Bambang Brodjonegoro - Menteri KeuanganBambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Prof., S.E., M.UP., Ph.D. (lahir di Jakarta, 3 Oktober 1966; umur 48 tahun) adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak tanggal 27 Oktober 2014. Sebelumnya ia merupakan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II.

Ia menyelesaikan pendidikan formal tingkat Strata 1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada 1990. Konsentrasi bidang studi yang ditekuni adalah Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional. Setahun berikutnya, Brodjonegoro melanjutkan pendidikan formal tingkat magister (1991-1993) pada University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat, sekaligus melanjutkan program doktoral di universitas yang sama hingga 1995.

Pendidikan

University of Illinois at Urbana-Champaign, 1993 - 1997, Ph.D (Tata Wilayah dan Perkotaan), Bidang Studi: Ilmu Regional dan Ekonomi Pembangunan
University of Illinois at Urbana-Champaign, 1991 - 1993, M.Sc (Tata Kota), Bidang Studi: Tata Transportasi & Ekonomi Pembangunan.
Universitas Indonesia, Jakarta, 1985 - 1990, SE., Bidang Studi: Ekonomi Pembangunan & Ekonomi Regional.

Karier

Mitra Peneliti, LPEM-FEUI, 1997 - 2005.
Ketua, Formulasi Sistem Rencana Pembangunan, JICA dan Bappenas
Koordinator, Jejaring Universitas untuk Pengembangan Ekonomi Lokal, LPEM - FEUI dan Open Society Institute, Hungaria
Ketua, Formulasi Dana Alokasi Umum (DAU), Dutch Trust Fund, Bank Dunia
Ketua, Dampak Ekonomi PT INCO terhadap Ekonomi Lokal dan Nasional
Penasehat Kependudukan untuk Indonesia, The Open Society Institute, Hungary
Ketua, Formulasi Institusi Transfer antar-pemerintah di Indonesia, Dutch Trust Fund, Bank Dunia
Ketua, Penelitian Gabungan Jepang-Indonesia untuk Desentralisasi Indonesia, JICA
Anggota, Kebijakan Desentralisasi Fiskal dan Tinjauan Belanja Umum Wilayah di Indonesia, JBIC
Anggota, Pembangunan Kemampuan Desentralisasi, JICA
Ketua, Dampak Kilang Gas 'Tangguh' terhadap Perekonomian Papua, British Petroleum (BP)
Ketua, Pembagian Pendapatan Sumber Daya Alam untuk Aceh, Koordinator Menteri Perekonomian
Ketua, Kajian Wilayah Perdagangan Bebas di Indonesia, Kementrian Dagang dan Industri
Ketua, Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Indonesia (2001 - 2005), BAPPENAS
Ketua, Strategi Alternatif Pembangunan dan Proyeksi Ekonomi Pulau Batam 2005, Otorita Industri Pengembangan Wilayah (Badan otorita) Batam
Ketua, Dampak Situasi Makroekonomi terhadap Permintaan Telekomunikasi Internasional, PT INDOSAT
Ketua, Estimasi Permintaan Kebutuhan Telekomunikasi Lokal, PT TELKOM Indonesia
Ketua, Peran PT ASTRA Group dalam Perekonomian Indonesia, Yayasan Dharma Bakti Astra
Ketua, Model Ekonomi Dampak di DKI Jakarta, BAPPEDA Jakarta
Anggota, Kajian Distribusi Semen di Indonesia, Asosiasi Pengusaha Semen Indonesia sebagai Peneliti Senior, Laboratorium Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 2002 – sekarang
Tenaga Ahli, Ulasan Sejawat Rencana Implementasi Proyek (Individual Action Plan) APEC untuk Rusia, Sekretariat APEC
Tenaga Ahli, TA untuk Badan Penasehat Otonomi Wilayah, Bank Pembangunan Asia (ADB)
Tenaga Ahli, Ulasan Sejawat Rencana Implementasi Proyek (Individual Action Plan) APEC untuk Selandia Baru, Sekretariat APEC
Tenaga Ahli, Penentuan Jumlah optimal Provinsi di Indonesia, Kementerian Dalam Negeri dan Kerjasama
Ketua, Pemetaan Ekonomi Wilayah di Indonesia, Bank Indonesia
Pakar Desentralisasi Fiskal, RENSTRA Nasional untuk Desentralisasi di Indonesia, ADB
Pakar Ekonomi Perhubungan, Konsekuensi Ekonomi Kecelakaan Jalan Raya, ADB
Ketua, Kebijakan Perubahan (Transformasi) dan Industrialisasi di Asia Tenggara, Yayasan SASHAKAWA
Ketua, Strategi Pengentasan Kemiskinan Kota, BAPPENAS
Ketua, Penentu Inflasi Regional di Indonesia, Bank Indonesia
Ketua, Pembangunan Regional dan Desentralisasi di Indonesia, Bank Mandiri
Anggota, Tim Pembentukan Dana Alokasi Umum Indonesia, Kementerian Keuangan, September – Desember 2000 dan April – Agustus 2001
Konsultan, Manajemen Sumber Daya Alam USAID, Agustus - September 1999.
Konsultan, UNDP/UNSFIR (Kantor Jakarta), November 1998 - Februari 1999.
Konsultan, UNDP/RBAP, Mei 1998 - Juni 1998.
Asisten Peneliti, Regional Economics Applications Laboratory, University of Illinois at Urbana-Champaign, September 1995 - Agustus 1997
Asisten Peneliti, Pusat Ekonomi antar-Universitas, UI Jakarta, 1989 - 1991. Tugas pengumpulan data, analisis data, penyiapan sebagian laporan akhir untuk proyek berikut:
Evaluasi Ekonomi Sistem Transportasi di Pulau Jawa, 1990-1991, koordinator: Prof.T.John Kim dan Prof. Iwan J. Azis);
Analisis Komprehensif terhadap Pembangunan Regional di Indonesia, 1990, Kolaborasi antara IUC Economics Universitas Indonesia dan IDRC Kanada, koordinator: Prof. Iwan J. Azis;
Evaluasi Rencana Lima Tahun Pembangunan Transportasi di Kalimantan Timur, Indonesia, 1989, koordinator: Prof. Iwan J. Azis
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan RI, mulai Januari 2011
Direktur Jenderal, The Islamic Research and Training Institute (IRTI), Islamic Development Bank (IDB), 2009 -2011
Dekan FE - UI, 2005 - 2009
Ketua Jurusan Ekonomi, FE - UI, 2002 - 2005
Ketua Tim Ahli Menteri Keuangan untuk Desentralisasi Fiskal, 2007 - 2008
Direktur Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, UI, 2001 – 2004
Wakil Direktur bagian Ekonomi Regional dan Riset Infrastruktur, LPEM-FEUI, 1999 – 2002.
Anggota Tim Ahli Menteri Keuangan untuk Desentralisasi Fiskal, 2005 - 2006
Sekretaris Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, UI, 1998 - 2001
Komisionaris Independen, PT Adira Insurance, 2006 – 2011
Komisionaris Independen, PT PLN, 2004 – 2009
Ketua Komite Tata Pamong, Dewan Komisionaris, PT PLN, 2007 - 2009
Anggota Tim Penasehat Independen, Asia Bond Fund, PT Bahana TCW Investment, 2007 – 2009
Ketua Komite Audit, Dewan Komisionaris PT PLN, 2004 – 2006

Penghargaan

Visiting Fellow, The Indonesia Project – Australian National University (ANU), Canberra, Australia, Desember 2004
Eisenhower Fellowships, The Single Region Program – Southeast Asia, Amerika Serikat, September – November 2002
ISEAS-World Bank Research Fellowship Award (as Visiting Research Fellow), The Institute of Southeast Asian Studies, Singapura, Maret - Juni 1999
Visiting Fellow, The Institute of East Asian Studies, Thammasat University, Thailand, Maret 1999
Academic Scholarship awarded by the Indonesian Government - HED], Agustus 1991 - Desember 1995
Mahasiswa Berprestasi Universitas Indonesia, 1989


Bambang Brodjonegoro dikenal baik di dalam maupun di luar kalangan akademik. Sebagai akademisi, kariernya dimulai sebagai staf pengajar di FE - UI hingga merangkak naik menjadi Ketua Jurusan Ekonomi hingga Dekan Fakultas Ekonomi, UI. Kepakaran dan keluasan pengalaman di bidang ekonomi, khususnya terkait desentralisasi wilayah, membuat Brodjonegoro sering diundang sebagai dosen atau guru besar tamu bagi banyak universitas di dalam dan luar negeri.

Di luar dunia akademik, nama Bambang Brodjonegoro juga dikenal mulai dari tingkat pasar modal hingga pemerintahan. Pria yang juga aktif dalam berbagai organisasi sosial ini sangat tidak asing dengan banyak Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) seperti PT. PLN, PT. ANTAM, PT. TELKOM, dan lain-lain. Kepakarannya dalam bidang Ekonomi Pembangunan, khususnya wilayah perkotaan, membuat banyak perusahaan dan lembaga pemerintah memberi kepercayaan untuk duduk sebagai dewan komisionaris dan atau konsultan independen.

Menteri Perdagangan Indonesia Kabinet Kerja

Menteri Perdagangan Indonesia Kabinet Kerja

Profil Biografi Rachmat Gobel - Menteri Perdagangan IndonesiaRachmat Gobel (lahir di Jakarta, 3 September 1962; umur 52 tahun) adalah pengusaha Indonesia. Ia merupakan generasi kedua dari keluarga Gobel yang mengendalikan perusahaan National Gobel Group yang sekarang bernama Panasonic Gobel Group. Pada 26 Oktober 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Perdagangan dalam Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019. Di saat krisis multi dimensi melanda Indonesia tahun 1998, banyak kelompok perusahaan besar terpuruk. Hanya segelintir perusahaan yang bisa bertahan dan berkembang pada masa krisis tersebut, yaitu mereka yang punya keuletan dan ketrampilan manajemen, serta visi ke depan. Kelompok Usaha Gobel, yang dipimpin oleh Rachmat Gobel merupakan salah satu di antaranya. Sebagai bukti nyata, perusahaan induk PT. Gobel International dan Matsushita Electric Industrial Co.,Ltd. (perusahaan induk Matsushita Group, sekarang Panasonic Group), di masa krisis itu justru setuju dan sepakat untuk memperpanjang perjanjian kerjasama joint venture–nya, di bawah bendera PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manafacturing Indonesia). Hal ini menunjukkan komitmen dan rasa saling percaya yang luar biasa, di antara keduanya.

Jiwa kepemimpinan dan kewibawaan yang dimiliki oleh Rachmat Gobel tidak datang secara tiba-tiba. Sedari kecil ia telah dididik untuk menjadi pewaris dan pemimpin dari perusahaan Kelompok Usaha Gobel, yang didirikan dan dipimpin oleh Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel, ayahandanya. Rachmat Gobel adalah anak ke lima dan putra laki-laki pertama dari pasangan Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dan Almh. Annie Nento Gobel. Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel disamping pendiri dari Kelompok Usaha Gobel, adalah juga perintis industri elektronika di Indonesia. Rachmat Gobel menikah dengan Retno Damayanti dan telah dikaruniai dua orang anak, yaitu Nurfitria Sekarwillis Kusumawardhani dan Mohammad Arif Gobel. Dari usia muda, ayahnya telah menanamkan prinsip kerja keras. Di masa liburan sekolah, setiap pagi Rachmat diperintahkan berangkat mengikuti latihan bekerja di pabrik sehari penuh, mengikuti ritme hidup sebagaimana layaknya seorang karyawan pabrik. Pada saat itulah, ayahnya mulai mengajaknya berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai berbagai macam persoalan di seputar dunia usaha.

Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas di Jakarta pada 1981, Rachmat Gobel - atas kemauannya sendiri - memilih untuk melanjutkan kuliahnya di Jepang ketimbang di Amerika Serikat. Chuo University di Tokyo,Jepang, menjadi tempat pilihan dirinya dalam menimba ilmu. Keputusan tersebut diambilnya dengan pertimbangan, bahwa dengan belajar di Jepang dirinya tidak hanya akan mendapatkan ilmu, namun juga dapat mempelajari bahasa dan budaya Jepang. Hal ini tentunya akan memperlancar komunikasi dan hubungan dengan rekan utama bisnis Kelompok Usaha Gobel, yaitu Matsushita Group (sekarang Panasonic Group), yang berasal dari negeri matahari terbit itu. Satu setengah tahun pertama di Jepang, Rachmat Gobel mendalami bahasa negara itu. Empat tahun kemudian ia berhasil menyelesaikan kuliahnya pada jurusan Perdagangan Internasional. Setelah itu ia memutuskan untuk menjalani praktek kerja di kantor pusat Matsushita Group, yang terletak di kota Osaka. Selama dua tahun ia menjalani praktek kerja tersebut dan ditempatkan di berbagai divisi dalam group tersebut. Pada masa menjalani praktek kerja inilah, Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel menghadap sang Khalik tepatnya pada tanggal 21 Juli 1984, dan Rachmat Gobel dipanggil kembali ke tanah air untuk melepas kepergian ayahnya. Musibah tersebut datang beberapa hari setelah peresmian berdirinya Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel (sekarang Yayasan Matsushita Gobel), yang merupakan impian almarhum yang baru tercapai.

Pada tahun 1989, Rachmat Gobel secara tetap kembali ke Indonesia dan langsung menduduki posisi Asisten Presiden Direktur di PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manafacturing Indonesia). Perusahaan ini merupakan perusahaan joint venture pertama antara pihak Jepang dengan Indonesia di bidang industri manufaktur elektronika, yang berdiri pada tahun 1970. Pada tahun 1991 Rachmat secara resmi diangkat menjadi anggota Dewan Direksi yang memiliki kewenangan penuh atas perencanaan manajemen perusahaan. Ia terus berupaya ‘mempertahankan’ perusahaan warisan ayahnya ini. Ia bukan saja mengelola bisnisnya agar tetap bertahan di tengah masa krisis, namun juga berusaha membangun perusahaan sekaligus membangun tempat kerja bagi banyak orang. Berbekal filosofi pohon pisang dari ayahnya dan filosofi air mengalir dari keran dari Konosuke Matsushita, rekan kerja ayahnya dan juga pendiri Panasonic Corporation - Jepang. Rachmat mampu mejalankan bisnis warisan itu dengan baik. Sehingga, perusahaannya mampu berkembang dan menciptakan berbagai produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar.

Pada tahun 1993, ia diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manufacturing Indonesia) dan Presiden Direktur PT. National Panasonic Gobel (sekarang PT.Panasonic Gobel Indonesia) yang merupakan perusahaan joint venture khusus didirikan untuk menangani pemasaran dan penjualan barang-barang elektronika merek "National – Panasonic - Technic" (sekarang “Panasonic”). Sejak tahun 2002 Rachmat menjabat sebagai Komisaris PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manufacturing Indonesia), sedangkan jabatan Komisaris Utama PT. Panasonic Gobel Indonesia diembannya sejak tahun 2004. Pada awal tahun 90-an, di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang tumbuh dengan pesat, Rachmat Gobel melihat adanya peluang untuk melakukan ekspansi Kelompok Usaha Gobel dengan dimotori oleh perusahaan-perusahaan Matsushita – Gobel (sekarang Panasonic – Gobel). Ekspansi tersebut didasari atas pertimbangan untuk mengembangkan usaha-usaha yang tadinya hanya berorientasi lokal menjadi juga berorientasi ekspor, seiring dengan kebijakan pemerintah saat itu.

Rachmat Gobel juga aktif terlibat menggalakkan pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Atas peran aktif, kesungguhan sikap dan upaya menyukseskan pembinaan serta pengembangan Koperasi dan UKM, pada tanggal 1997 Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI menganugerahkan penghargaan “Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil”. Rachmat tidak hanya menuangkan pikiran dalam kegiatan usaha. Sejak 1999 dia mulai aktif di asosiasi pengusaha, saat dipercaya sebagai Ketua Umum Gabungan Perusahaan Industri Elektronika Indonesia (GABEL) periode 1998 – 2003 dan 2003 – 2009. Pada 2010 terpilih sebagai Ketua Umum Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Elektronika dan Telematika (F-GABEL) untuk periode 2010 – 2014.

Pada 2002, Ketua Umum Kadin Indonesia yang ketika itu dipegang oleh Aburizal Bakrie mempercayai Rachmat Gobel untuk duduk sebagai Ketua Kadin Indonesia Bidang Industri Logam, Mesin, Kimia dan Elektronika. Ketika pergantian kepemimpinan Kadin Indonesia kepada Ketua Umum Mohamad Suleman Hidayat pada Februari 2004, Rachmat tetap dipercaya untuk memegang jabatan strategis sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Industri, Teknologi dan Kelautan periode 2004-2008. Pada masa kepemimpinan kedua, Ketua Umum Mohamad Suleman Hidayat, masih mempercayai Rachmat untuk menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Perindustrian, Riset dan Teknologi periode 2008-2010.

Sejak pertama aktif di Kadin Indonesia, Rachmat banyak melakukan kunjungan ke sentra industri di berbagai daerah. Kunjungan ini tidak hanya untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku industri setempat, tapi sekaligus mencarikan jalan pemecahannya. Bahkan sejak 2006, Rachmat Gobel mulai mendorong tradisi baru bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad Suleman Hidayat, menggelar serangkaian roundtable discussion dengan asosiasi-asosiasi industri untuk menyusun VISI 2030 dan RoadMap 2010 Industri Nasional. Melalui visi ini diharapkan dapat diciptakan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan, untuk meningkatkan Daya Saing Industri Nasional. VISI 2030 dan RoadMap 2010 Industri Nasional, telah diperbaharui menjadi RoadMap 2015. Saat ini Rachmat Gobel menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Infrastruktur dan Ketua DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

Pada 2008, secara mengejutkan, Rachmat Gobel dipercaya menjadi mitra strategis Qatar Telecom (Qtel), saat perusahaan Timur Tengah ini mengakuisisi saham PT. Indosat Tbk. Ini prestasi tersendiri, karena kepercayaan itu memberi dia akses lebih luas untuk menggalang jaringan bisnis di tingkat internasional. Pada tanggal 19 Agustus 2009, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menganugerahkan gelar “Perekayasa Utama Kehormatan dalam Bidang Teknologi Manufaktur” kepada Rachmat Gobel, atas penilaian lembaga ini terhadap pikiran dan tenaganya yang secara konsisten mendorong pengembangan teknologi industri manufaktur di tanah air. Pada tanggal 22 Desember 2009, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI menganugerahkan penghargaan “BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) - Competency Award”, atas perannya yang signifikan sebagai tokoh masyarakat dalam menggerakkan, membangun dan meningkatkan kompetensi bangsa.

Sejak 2010 hingga saat ini Rachmat Gobel secara konsisten menyuarakan pentingnya teknologi, industri & produktivitas hijau, melalui serangkaian diskusi/seminar & kunjungan-kunjungan lapangan yang digelar oleh Yayasan Matsushita Gobel, bekerjasama dengan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Pada tanggal 19 April 2009, Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, Jepang, menganugerahkan '"Asian Productivity Organization Regional Award" kepada Rachmat Gobel, atas penilaian lembaga ini terhadap kontribusinya dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor industri di Indonesia, serta peranannya yang signifikan sebagai pemimpin sektor swasta dalam memperkenalkan pembangunan berkelanjutan melalui produktivitas hijau dan mendorong terjalinnya kemitraan strategis di Asia – Pasific. Pada tanggal 20 Mei 2010 Rachmat mendapat kepercayaan dari Presiden SBY sebagai salah satu anggota Komite Inovasi Nasional (KIN), suatu komite yang tugasnya membantu Presiden dalam rangka memperkuat sistem inovasi nasional dan mengembangkan budaya inovasi nasional.

Pada tanggal 25 Januari 2012 Rachmat Gobel terpilih sebagai ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) periode 2012-2015.Pada tahun 2012, Rachmat Gobel memperoleh “Special Achievement Award for Extraordinary Leadership and Personal Commitment to Energy Saving and Industry” dari Majalah bisnis dan ekonomi WARTA EKONOMI, atas prestasi dan kontribusi positifnya dalam memasyaratkan kegiatan hemat energi, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Tidak sebatas hal terkait dunia usaha, Rachmat Gobel juga telah menyisihkan waktu untuk memberikan apresiasi dan perhatian terhadap berbagai macam bentuk seni budaya tradisional Indonesia, seperti batik, keris, jamu, aneka kerajinan Indonesia lainnya, seni bela diri pencak silat dan seni musik angklung. Berbagai macam usaha ditempuhnya agar seni budaya tradisional dan berbagai kegiatan ekonomi kreatif kita lainnya tersebut, dapat turut bersaing dan tampil di ajang internasional, sehingga mampu menyejajarkan diri dengan seni modern dan hiburan global.

Sikap dan langkahnya, riil untuk bangsa ini. Dalam kaitan nasionalisme dan upaya agar citra bangsa kita terangkat, antara lain Rachmat aktor di belakang layar keberhasilan “membujuk” tokoh semacam Bill Gates memakai baju batik saat menemui Presiden SBY. Atas karsa atau tindakannya yang telah mendorong terbentuknya ekonomi kreatif, pada tahun 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan “Anugerah Dharma Cipta Karsa”, sebagai tokoh promosi warisan budaya dan ekonomi kreatif. Rachmat juga selalu memberikan perhatian khusus kepada perkembangan pembangunan tanah asal leluhurnya Gorontalo, Sulawesi. Atas kepeduliannya, masyarakat setempat menganugerahkan gelar “Ti Bulilango Hunggia” atau “Pemberi Cahaya Negeri” pada tanggal 18 Mei 2000.

Rachmat juga mempunyai perhatian yang luas pada pengembangan sumber daya manusia. Melalui Yayasan Masushita Gobel telah memberikan kontribusi untuk pendidikan tehnik dan kewirausahaan tenaga kerja industri di Indonesia. Yayasan ini berperan sebagai think thank/pusat kajian bagi industri dan mampu berkembang hingga pada tingkatan regional, khususnya dalam mendorong terwujudnya pemerataan ilmu dan pengalaman, guna peningkatan kapabilitas centers of excellence di kawasan ASEAN. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari METI (Ministry of Economy, Trade and Industry) of Japan . Atas peran sertanya tersebut, pada tahun 2002 Rachmat Gobel mendapat anugerah Honorary Doctorate Degree, dari Takushoku University, Tokyo, Jepang.

Jaringannya yang luas di kalangan dunia usaha Jepang dan Indonesia, menempatkan Rachmat Gobel sebagai Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ) sejak 2006. Pada tahun 2013, Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA menganugerahkan “ANTARA Achievement Award”, sebagai tokoh penting atas terbinanya hubungan baik Indonesia-Jepang. Hal ini terus berlanjut. Atas kontribusinya dalam mempererat persahabatan Indonesia–Jepang dan meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa, pada tahun 2014 Rachmat Gobel mendapat anugerah Honorary Doctorate Degree dari Chuo University, Tokyo, Jepang. Hingga kini dia juga tercatat masih terlibat aktif dalam berbagai macam kegiatan sosial kemasyarakatan, terutama pada bidang yang terkait pada upaya peningkatan kecerdasan bangsa, peningkatan produktivitas tenaga kerja seperti menjadi Ketua Umum Persatuan Alumni dari Jepang (PERSADA) serta Ketua Umum Yayasan Melati-Sakura (YMS), dan juga bidang kemanusiaan sebagai Wakil Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI).

Di bidang olah raga, Rachmat pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2007 – 2011, Ketua Harian Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) periode 2004 - 2008, Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) periode 2003 – 2007. Salah satu prestasi gemilang yang pernah dicapai Rachmat adalah saat menjabat Ketua Harian Indonesia SEA GAMES Organizing Committee (INASOC) 2011, sukses dalam penyelenggaraan pesta olah raga ini. Atas kepedulian terhadap pengembangan olah-raga nasional dan prestasinya dalam menyukseskan pelaksanaan 26th SEA Games 2011 tersebut, pada tahun 2012 Rachmat berturut-turut memperoleh “Anugerah Olah-raga Indonesia” dari Tabloid olah-raga BOLA dan “Man of the Year-Seputar Indonesia Award” dari RCTI– Rajawali Citra Televisi Indonesia.

Sunday, November 9, 2014

Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Kerja

Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Kerja

Biografi Pratikno - Menteri Sekretaris NegaraProf. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., (lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia, 13 Februari 1962; umur 52 tahun) adalah Menteri Sekretaris Negara yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Sebelumnya ia merupakan rektor Universitas Gadjah Mada yang ke 14. Ia juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM. Pada tahun 2009 silam, ia mendapat kepercayaan KPU untuk menjadi salah satu pemandu Debat Calon Presiden 2009.

Pendidikan

S1(Drs.) Ilmu Pemerintahan,Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UGM,1985
S2, M.Soc.Sc. in Development Administration, Birmingham University, UK, 1990.
S3, Ph.D. in Political Science, Flinders University, Australia, 1997.
Professor in Political Science, Universitas Gadjah Mada, Indonesia, Desember 2008

Pengalaman profesional

Dean of Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia. (2008-2012).
Moderator for Final Presidential Debate, in Indonesia, held by Commission of General Election and broadcasted by all national TV station in Indonesia, July 2009.
Lecturer at Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia. (1986-now).
Chief Manager of Postgraduate Program on Local Politics and Regional Autonomy, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia (2003-2008).
Vice Dean for Academic Affairs, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (2001-2004).
Member of Expert Team for Ministry of Home Affairs, Republic of Indonesia.
Member of Academic Board for the cooperation between Universitas Gadjah Mada and Agder University College, Kristiansen, Norway (1998-2003).
Indonesian Counterpart for the cooperation between Universitas Gadjah Mada and National University of Singapore and some other Universities in Asia and Australia (2001-2008).
Manager for the cooperation between Postgraduate Program on Local Politics and Regional Autonomy Universitas Gadjah Mada and the Department of Asian Studies, Flinders University of South Australia (2003).
Indonesian Counterpart for the cooperation between Institute Development Studies, Brighton, UK; Madras Institute of Development Studies, Chennai, India; Lahore University of Management Science, Pakistan, and Universitas Gadjah Mada, Indonesia (2004-2006).
Manager for the cooperation between the Faculty of Social and Political Science Universitas Gadjah Mada with the Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Carribean Studies/ the Koninklijk Instituut voor Taal, Land, en Volkenkunde (KITLV, Leiden) (2007-2011).
Permanent Indonesian Counterpart for Asia Barometer, Tokyo University and Chuo University, Japan. (2004-2009)
Board for the cooperation between Center for East and South East Asian Sosial Studies (CESSAS) Universitas Gadjah Mada with Oslo University, Norway and Colombo University, Sri Lanka (2007-2009)

Keanggotaan organisasi

2006-2007: Member of Expert Team on the Division of Law, Social-Politic, and Regional Autonomy, the Ministry of Home Affairs, Republic Indonesia.
2007-2009: Member of Expert Team the Conception of Implementation Regional Government, The Ministry of Home Affairs, Republic Indonesia
2007-2009: Member of The Council of Consideration of Regional Autonomy, The Ministry of Home Affairs, Republic Indonesia
2010-2012: Member of The Council of Consideration of Regional Autonomy, The Ministry of Home Affairs, Republic Indonesia

Menteri Dalam Negeri Indonesia Kabinet Kerja

Menteri Dalam Negeri Indonesia Kabinet Kerja

Profil Biografi Tjahjo Kumolo - Menteri Dalam NegeriTjahjo Kumolo, (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Desember 1957; umur 56 tahun), adalah Menteri Dalam Negeri Indonesia yang menjabat dari 27 Oktober 2014 pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Ia juga merupakan salah seorang politikus Indonesia, dan terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia periode 2009–2014 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan wilayah pemilihan Jawa Tengah I dan sekaligus menjadi Ketua Fraksi PDI-P di DPR RI dan juga menjadi anggota Komisi I yang membidangi pertahanan, luar negeri, dan informasi di DPR RI.

Tjahjo Kumolo secara mengejutkan dipilih oleh Megawati Soekarnoputri sebagai Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan periode 2010-2015 yang pada periode sebelumnya duduk sebagai Ketua DPP Bidang Politik PDI-P. Tjahjo Kumolo sebelumnya juga pernah tercatat sebagai Ketua Umum KNPI. Riwayat Pendidikan : Lembaga Ketahanan Nasional di Jakarta, 1994, Universitas Diponegoro, Sarjana, Fakultas Hukum, 1985. SMA Negeri 1 Semarang, 1976, SMP Negeri 4 Semarang, 1973, dan SD di Semarang, 1970.

Berikut ini adalah profil singkat Tjahjo:

Nama Lengkap : Tjahjo Kumolo
Tempat, Tanggal Lahir : Kota Surakarta, Jawa Tengah, 1 Desember 1957
Agama : Islam
Jabatan : Anggota DPR RI (2014-2019)
Alamat Kantor : Gedung DPR/MPR RI, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10220
Alamat Rumah :
Jl. Citarum Utara 16 Semarang, Jawa Tengah. Telp. (024) 515-312


PENDIDIKAN :
Umum :
- SD Rejosari, Semarang ( 1970 )
- SMP 4, Semarang ( 1973 )
- SMA Negeri 1, Semarang ( 1976 )
- Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip), Semarang ( 1985 )

Khusus :
- Kursus Singkat Angkatan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta ( 1994 )

PERJALANAN KARIER :
Pekerjaan :
- Asisten Pengacara PT OKN, Jakarta ( 1989 - 1998 )
- Konsultan Hukum di Jakarta ( 1997 )
- Presidium Lembaga Pengkajian Sosial Politik Indonesia ( 1997 )
- Komisaris PT Daya Karti Nagari ( 1998 - 2005 )
- Pengurus Yayasan Kawula Alit Nusantara ( 2003 )

Pemerintahan :
- Anggota Tim Teknis/IDF Gran, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ( BAPPENAS ) (1995)

Legislatif :
- DPR dari Golongan Karya (Golkar) ( 1987 - 1992 )

Keterlibatan dalam Organisasi :
- Penghubung Komisi-Komisi non GBHN MPR RI dalam Sidang Umum MPR dari Fraksi Golongan Karya (Golkar)
- Anggota Komisi III dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) ( 1987 - 1992 )
- Anggota Pansus RUU Hankam dan RUU Keprajuritan dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) (1987)
- DPR dari Golongan Karya (Golkar) ( 1992 - 1997 )

Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota BKSAP Komisi II dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) ( 1992 )
- Anggota Pansus RUU Dati II dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) ( 1994 )
- Anggota Pansus Cukai Pabean dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) ( 1995 )
- Anggota Pansus Psikotropika Narkotika dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) ( 1997 )
- DPR dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 1999 - 2004 )
Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota Sub Komisi (BUMN/BPKP/Bappenas) DPR RI dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
- Anggota Pansus Komisi IX dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
- Anggota Baleg DPR RI dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
- Anggota Panitia Khusus dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
- Wakil Sekretaris Fraksi dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
( 1999 - 2001 )
- Anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
( 1999 - 2002 )
- Wakil Ketua Fraksi dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
( 2001 - 2002 )
- Anggota Komisi I dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
( 2002 )
- Sekretaris Fraksi dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
( 2002 - 2003 )
- DPR dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 2004 - 2009 )

Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
- Ketua dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 2003 - 2009 )
- Anggota BKSAP dari Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 2005 )
- DPR dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) (2009 - 2014 )
-DPR dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) (2014 - 2019 )

KEGIATAN LAIN :
- Pengurus DPP Golkar ( 1998 )
- Ketua Biro Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Dati I Jawa Tengah ( 1983 - 1985 )
- Anggota GEMA Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Jawa Tengah ( 1984 - 1994 )
- Pengurus KNPI Jawa Tengah ( 1985 - 1996 )
- Pengurus Pleno MUI Jawa Tengah ( 1985 - 1987 )
- Wakil Ketua AMPI Jawa Tengah ( 1985 - 1995 )
- Ketua Satgas Mahasiswa AMPI Jawa Tengah ( 1985 - 1988 )
- Wakil Ketua DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jawa Tengah ( 1985 - 1988 )
- Sekjen KNPI ( 1988 - 1991 )
- Ketua PP Pemuda Panca Marga Pusat ( 1989 - 1993 )
- Anggota Wantim FKPPI ( 1990 - 1997 )
- Anggota Pokja Departemen Pemuda DPP Golkar ( 1990 )
- Anggota Anggota Tim Wanhankamnas, Jakarta ( 1990 )
- Ketua Umum DPP KNPI ( 1990 - 1993 )
- Anggota Dewan Film Nasional ( 1991 - 1995 )
- Anggota Delegasi Dialog Indonesia - Malaysia - Singapura, Batam ( 1991 )
- Anggota Pokja Wanhamkamnas ( 1992 - 1995 )
- Penghubung DPD II Golkar Semarang/Pati ( 1992 - 1993 )
- Pengurus Paripurna Nasional DHN 1945 ( 1993 - 1998 )
- Anggota Dewan Pertimbangan PP PPM ( 1993 - 1997 )
- Anggota Panitia Penyusun Repelita Bidang Generasi Muda, Menpora RI ( 1993 )
- Sekretaris Panitia Nasional Hari Sumpah Pemuda Menpora RI ( 1993 )
- Ketua Delegasi Dialog Indonesia - Malaysia, Kuching ( 1993 )
- Dewan Pertimbangan PP PPM ( 1993 - 1997 )
- Ketua LPPH Golkar Pusat ( 1994 )
- Ketua I Pelaksana/OC Yayasan Tiara Indonesia ( 1994 - 1998 )
- Pengurus Ikatan Alumni (Ikal) Lemhanas KSA IV ( 1994 - 1996 )
- Anggota Technical ADV - IDF Grant, Bappenas RI ( 1995 - 1997 )
- Anggota Tim IDF Grant (Bappenas RI) ke Jepang, Malaysia, Singapura ( 1996 )
- Anggota PDI Perjuangan, Jakarta ( 1998 )
- Direktur SDM Litbang PDI Perjuangan ( 1999 - 2002 )
- Wakil Ketua OC HUT PDI Perjuangan ( 1999 )
- Direktur Litbang DPP PDI Perjuangan ( 1999 - 2002 )
- Anggota SC Rakernas DP PDI Perjuangan ( 2001 )
- Ketua Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan ( 2005 - 2010 )

KELUARGA :
- Dr. Erni Guntari (isteri)
- 1. Rahajeng Widyaswari (anak)
- 2. Karunia Putripari Cendana (anak)
- 3. Arjuna Cakra Candrasa (anak)

Presiden Joko Widodo menunjuk Tjahjo Kumolo sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019. Pengumuman dilakukan di halaman Istana Negara, Minggu (26/10/2014). - Kompas -

Saturday, November 8, 2014

Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Kerja

Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Kerja

Profil Biografi Imam Nahrawi - Menteri Pemuda dan OlahragaH. Imam Nahrawi, S.Ag. (lahir di Bangkalan, Jawa Timur, 8 Juli 1973; umur 41 tahun) adalah seorang politikus Indonesia yang kini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga sejak 27 Oktober 2014, pada Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo menunjuk Imam Nahrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Kerja periode 2014-2019, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu.

Imam Nahrawi yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB, menggantikan Roy Suryo pada Kabinet Indonesia Bersatu II era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014. Dari berbagai sumber disebutkan pria kelahiran Kabupaten Bangkalan, Jawa Tengah 8 Juli 1973, saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jendral DPP PKB. Suami dari Shobibah Rahmah, juga tercatat sebagai anggota MPR RI dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) juga menjabat sebagai direktur intervensi Surabaya dan CV. Alhidayah Surabaya.

Pendidikan formal dijalani di SDN Bandung Bangkalan tahun 1980-1986, SMPN Konang Bangkalan tahun 1986-1989, MAN Bangkalan tahun 1989-1991, dan IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1998. Imam memiliki gagasan untuk mengembalikan peran politik sipil secara partisipatif demi terwujudnya aspirasi rakyat yang reformatif serta mengembalikan citra lembaga dan pribadi legislatif sebagai wakil rakyat yang hakiki. Saat menempuh pendidikan di bangku kuliah Imam aktif dalam kegiatan organisasi, seperti menjadi Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya 1994-1995. Selain itu, ia juga pernah menjadi Ketua Umum (Ketum) PMII Jatim 1997, dan menjadi Ketum DKN Garda Bangsa 2002.

Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) baru yaitu Imam Nahrawi mengaku selain sebagai politisi yang akhirnya masuk Kabinet Kerja ternyata selama ini juga gemar bermain sepak bola dan posisi yang paling disukai adalah penjaga gawang. "Jika main sepak bola saya bisanya jadi penjaga gawang," kata Imam Nahrawi usai perkenalan dengan jajaran eselon I, II dan III di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Jakarta, Senin sore.

Saat ditanya tim mana yang manjadi idolanya, pengganti Roy Suryo itu tidak bisa memberikan jawaban yang tegas. Meski demikian, sebagai warga Jawa Timur, Imam Nahrawi memilih tim kebanggaan warga Surabaya. "Persebaya........dulu," katanya sambil tersenyum. Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini ternyata tidak hanya senang bermain sepak bola, tetapi juga mempunyai hobi bermain beberapa cabang olahraga lainnya seperti bulu tangkis dan tenis meja. "Saya senang bermain bulu tangkis dan tenis meja," katanya dengan senyum khasnya. - Antara

Menpora baru ini oleh Presiden Joko Widodo langsung diberikan tugas yang cukup berat yaitu memajukan prestasi pemuda dan olahraga Indonesia. Selain itu juga diminta mensukseskan Asian Games 2018 di Tanah Air. Imam Nahrawi menegaskan, Asian Games 2018 merupakan prioritas, untuk itu pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan stakeholder pendukung demi mempersiapkan diri untuk menghadapi kejuaraan empat tahunan terbesar di Asia itu. "Asian Games jadi prioritas. Memang masih empat tahun. Tapi semuanya harus dimaksimalkan termasuk membicarakan dengan stakeholder lainnya. Yang jelas harus sukses," kata Imam Nahrawi menegaskan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Kabinet Kerja

Menteri Badan Usaha Milik Negara Kabinet Kerja

Rini Mariani Soemarno Soewandi - Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMNRini Mariani Soemarno Soewandi (lahir di Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958; umur 56 tahun) adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong. Sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini adalah termasuk salah seorang menteri yang diangkat dari kalangan profesional. Pada 26 Oktober 2014, ia dipilih menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara dalam Kabinet periode 2014-2019 oleh Presiden Jokowi.

Karier

2014-...: Menteri Badan Usaha Milik Negara Kabinet Kerja
2008-...: Komisaris Aora TV
2001-2005: Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia
2001-2004: Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong
2000-2001: Presiden Direktur PT Semesta Citra Motorindo
1998-2000: Presiden Direktur PT Astra Internasional
1990-1998: Direktur Keuangan Astra Internasional
2000: Presiden Komisaris PT Semesta Citra Motorindo
2000: Komisaris PT Agrakom
1999: Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari
1998: Staf Ahli Departemen Keuangan Republik Indonesia
1998: Wakil Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional
1995: Komisaris PT Astra Agro Lestari
1995: Komisaris Bursa Efek Jakarta
1993: Wakil Presiden Komisaris PT United Tractors
1990: Komisaris Bank Universal
1989: General Manager Finance Division, PT Astra International

Penghargaan

Pemimpin Puncak Terpuji 1995 dari Majalah Swa Sembada (1995)

Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-M. Jusuf Kalla menunjuk Rini Mariani Soemarno sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2014-2019. Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan "Kabinet Kerja" di halaman Istana Kepresidenan, Minggu (26/10/2014), pukul 17:15 WIB. Seluruh calon menteri hadir mengenakan seragam putih. "Beliau adalah dari kalangan professional, kaya pengalaman sebagai CEO di perusahaan besar, pekerja keras. Dia ketua tim transisi, pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Saya menilai dia sebagai pekerja yang cepat, eh bukan, tercepat, dia lincah," ujar Presiden Jokowi.

Rini menggantikan Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II Dahlan Iskan yang menjabat sejak 19 Oktober 2011 menggantikan menteri sebelumnya Mustafa Abubakar. Berdasarkan catatan Bisnis, Rini Soemarno cukup lama masuk ke dalam birokrasi pemerintahan di Indonesia. Rini ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Kantor Transisi. Bekas Menteri Perindusterian dan Perdagangan pada kabinet Gotong Royong 2001-2004 ini memang dikenal dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Wanita kelahiran Maryland Amerika Serikat, 9 Juni 1958 ini pertama kali memasuki birokrasi pemerintahan saat menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jakarta pada 1998. Dia mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Wellesly College Massachusetts AS pada 1981. Dia menjabat sebagai Menperindag menggantikan Luhut Binsar Panjaitan dan kemudian diteruskan oleh Mari Elka Pangestu. Rini menjadi Menperidag ke-29 dengan masa jabatan 10 Agustus 2001 hingga 22 Oktober 2004. Mantan istri Soewandi ini memiliki 3 orang anak. Sebelum bercerai, Rini dikenal dengan nama Rini M. Soewandi.

Perjalanan karir profesional Rini memang cukup panjang. Rini terakhir kali memegang jabatan sebagai Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia. Pada awal karirnya, Rini menjabat Pengurus Pinjaman Bank Dunia untuk Negara-negara Asia Afrika, Departemen Keuangan Amerika Serikat, AS (1979-1980). Dia kemudian berkarir sebagai Trainee Departemen Keuangan AS, Office of Multilateral Development Bank, AS (1981-1982). Namun, Rini kemudian kembali ke Indonesia dengan menjadi Trainee Citibank N.A, Jakarta (1982).

Karier Rini gemilang di Citibank. Dia kemudian diapuk menjadi Asisten Manager Citibank N.A, Jakarta (1982-1983), lalu Manager Citibank N.A, Jakarta (1984-1988), Asisten Vice President Citibank N.A, Jakarta (1986-1988), hingga menjadi Vice President Citibank N.A, Jakarta (1988-1989). Pindah dari Citibank, Rini menjadi GM Finance Division PT Astra International, Jakarta (1989). Setahun kemudian, Rini langsung ditunjuk menjadi Direktur Keuangan PT Astra International, Jakarta (1990). Di Group Astra, Rini menduduki pucuk pimpinan dengan menjabat sebagai Direktur Utama PT Astra International Tbk., Jakarta (1998-2000).

Disela-sela itu, Rini sempat menjabat sebagai Komisaris Bank Universal, Wakil Presiden Komisaris PT United Tractors, Komisaris PT Bursa Efek Jakarta, dan Komisaris PT Astra Agri Lestari. Lepas dari Group Astra, Rini kemudian menjabat sebagai Komisaris PT Agrakom - Bidang Bisnis Internet, Jakarta (2000). Kemudian Presiden Direktur PT Semesta Citra Motorindo (2000-2001), dan Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia (2005). Selain itu, Rini juga memiliki kegiatan di luar perusahaan dengan menjadi Ketua Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dan Penasihat Ahli Keuangan Koperasi Pegawai Negeri, khususnya pada Bank Kesejahteraan Ekonomi.

Kendati demikian, rekam jejak Rini sempat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penyelidikan Surat Keterangan Lunas (SKL) dalam Bantuan Likuiditas Bank Bank Indonesia (BLBI) pada Juni 2013. Joko Widodo pernah menyatakan keyakinan atas kredibilitas Rini Soemarno meski pernah diperiksa KPK. "Jangan bilang diduga-duga. tidak boleh menduga seperti itu. Kalau sudah ditangkap, itu baru bisa," ujar Jokowi pada Agustus lalu. - Berbagai Sumber

Friday, November 7, 2014

Menteri LH - Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Menteri LH - Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Biografi Siti Nurbaya Bakar Menteri Lingkungan Hidup dan KehutananDr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. (lahir di Jakarta, Indonesia, 28 Juli 1965; umur 49 tahun) adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Kabinet Kerja 2014 - 2019. Riwayat Pendidikan lulusan Institut Pertanian Bogor, 1975-1979. Pengalaman Organisasi : Ketua Bidang Otonomi Daerah Partai Nasional Demokrat. Pengalaman Kerja : Penata muda di Pemerintah Provinsi Lampung, 1979. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri dan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, 2006.

Siti Nurbaya Bakar didaulat sebagai Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014). Siti Nurbaya Bakar adalah seorang birokrat tulen. Ia sudah malang melintang 30 tahun lebih di jajaran pemerintahan, di daerah maupun di pusat. Karirinya dimulai di Bappeda Pemerintah Provinsi Lampung pada 1981. Pada 1998, ia pindah ke Jakarta dan masuk Departemen Dalam Negeri. Di kementerian tersebut, ia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal (2001-2005). Pada 2006, ia direkrut menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Pada 2013, ia memutuskan 'pensiun' dan terjun ke dunia politik. Ia menjadi Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang menangani bidang otonomi daerah. Selain itu, ia aktif sebagai dosen di IPB dan pembina lembaga swadaya masyarakat. Nama Siti Nurbaya belakangan menjadi tenar karena ia disebut-sebut sebagai kandidat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN). Siti merupakan salah satu perempuan berprestasi ia pernah menjadi PNS teladan pada tahun 2004. Ia juga dinobatkan sebagai 99 perempuan paling berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia pada tahun 2007.

Ia juga pernah menerima Bintang Jasa Utama dari Presiden pada tahun 2011 serta Satya Lencana Karya Satya XXX tahun 2010. Alumni dari Institut Pertanian Bogor ini pernah mengenyam studi di Belanda dengan mengambil konsentrasi International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda. Nama Siti juga sempat disebut-sebut menerima uang Rp 100 juta dalam kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran saat menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri.

Wednesday, November 5, 2014

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Biografi Tedjo Edhy Purdijatno - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik IndonesiaLaksamana (Purn.) Tedjo Edhy Purdijatno (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 20 September 1952; umur 62 tahun) adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Tedjo juga pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2008-2009. Setelah Sri Sultan Hamengkubuwono X mengundurkan diri dari organisasi massa (ormas) Nasional Demokrat (Nasdem) sebagai Ketua Dewan Pembina (Wanbin), Tedjo Edhy Purdijatno ditunjuk untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Selanjutnya ia ditunjuk sebagai Pejabat Sementara Ketua Umum organisasi massa (ormas) Nasional Demokrat (Nasdem).

Pendidikan dan karier - Tedjo menamatkan pendidikan militernya di Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 21 tahun 1975. Selain itu pendidikan militer lainnya yang pernah diikuti adalah Kursus Perwira Remaja, Dikbang ABRI, Sus Prostis, Diklapa 2, Seskoal Angkatan 29, Sesko ABRI, dan Lemhanas KRA 34. Dalam karier militernya, Tedjo pernah selama 14 tahun mengabdi di Satuan Udara. Kemudian mulai tahun 1982 bertugas di KRI, antara lain, sebagai Palaksa KRI Teluk Penyu (513) Satuan Amfibi Armatim. Kemudian Komandan KRI Teluk Lampung (540) Satlinlamil Surabaya, Komandan KRI Teluk Semangka (512) Satfib Armatim, dan Komandan KRI Multatuli (561) Satfib Armatim.

Selanjutnya Tedjo Edhy ditugaskan di Mabes AL sebagai Paban VI Binkuat Sopsal Kasal Mabesal, Komandan Satfib Armatim, Asrena Mako Armatim, Kapok Sahli A Kasal Bidang Wilnas, Komandan Guskamla Armabar, Kepala Staf Koarmatim, Wakil Komandan Seskoal. Lalu Sahli Tingkat III bidang HUbintek Mabes TNI, Staf Ahli Manajemen Nasional Lemhanas, Panglima Koarmabar, Asisten Perencanaan Kasal, dan Dirjen Perencanaan Pertahanan Dephan, Komandan Sesko TNI, Serta Kepala Staf Umum TNI. Ia dilantik pada tanggal 1 Juli 2008 oleh Presiden RI, menggantikan Laksamana TNI Sumardjono yang memasuki masa pensiun. Sebelumnya Tedjo Edhy menjabat sebagai Kepala Staf Umum TNI.

Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno secara resmi digantikan sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut oleh Laksamana Agus Suhartono pada tanggal 13 November 2009. Wiranto dan Luhut Binsar Panjaitan, dua nama yang kencang akan menduduki Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Belakangan, posisi itu dipercaya kepada Tedjo Edy Purdjianto. Ia tak menyangka akan mendapat kepercayaan begitu besar dari Presiden Jokowi, yang resmi mengumumkan posisi Menko Polhukam dan menteri lainnya dalam Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Minggu (26/10/2014).

Tedjo tak menyangkal, menjelang pengumuman itu, tak pernah lepas menonton televisi, mengikuti perkembangan kandidat menteri Jokowi-JK. "Saya mengikutinya dari televisi," kata Tedjo saat diwawancara Kompas TV, Minggu (26/10/2014). Ia sama sekali tak menyangka untuk posisi ini. Saat itu ia bersama istri dan anaknya sedang menuju dokter gigi. Ternyata dokter gigi yang ditujungan sedang tidak praktik. Akhirnya Tedjo pulang kembali ke rumahnya. Di tengah perjalanan, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Andi Wijayanto, menghubungi dan meminta Tedjo menghadap Presiden di Istana Negara. Saat itu, Tedjo heran karena mengira pemilihan menteri telah usai.

"Tapi saya tetap menghadap. Mungkin presiden ingin menayakan saran saya," kata Tedjo. Usai bertemu Jokowi, Tedjo keluar dari Istana Negara dan langsung disusul Andi sambil menyampaikan dirinya akan ditunjuk sebagai Menko Polhukam. "Ini pilihan presiden, ada apa kami tidak tahu. Wiranto itu tetangga saya, Luhut kakak saya," kata Tedjo. Baginya, baik Wiranto dan Luhut adalah temannya. Setelah tak aktif di TNI, Tedjo memilih bergabung dengan Partai NasDem. - Berbagai Sumber

Tuesday, November 4, 2014

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Profil Dan Biografi Puan Maharani, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan KebudayaanPuan Maharani (lahir 6 September 1973; umur 41 tahun) adalah politikus Indonesia. Puan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI untuk periode masa bakti 2009 - 2014. Di DPR, Puan Maharani berada di Komisi VI yang mengawasi BUMN, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta anggota badan kelengkapan dewan BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen), dan juga sebagai Ketua I Fraksi PDI Perjuangan di DPR mengantikan Tjahjo Kumolo yang sebelumnya sudah menjabat selama sembilan tahun.

Cucu dari Presiden Pertama RI, Soekarno dan anak dari Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dari pernikahannya dengan Ketua MPR RI ke-12, Taufiq Kiemas ini sudah mengenal dunia politik sejak usia sangat muda. Ia merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Indonesia dan ia meneruskan tradisi politik dalam keluarga Soekarno.

Masa Kecil dan Remaja - Sampai masa sekolah dasar (SD), Puan Maharani menjalani kehidupan secara normal walaupun sebagai cucu dari sang Proklamator Bung Karno. Persinggungan pertama Puan Maharani dengan politik adalah saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) ketika ibunya Megawati mulai aktif kembali dalam kancah perpolitikan Indonesia. Di kala itu Megawati mulai sering berkeliling Indonesia dan Puan Maharani kecil mulai menyaksikan bagaimana seorang politisi bekerja.

Beranjak ke masa sekolah menengah atas (SMA), Puan Maharani mulai mendampingi dan menyaksikan langsung ibunya dalam kegiatan politik. Bahkan Puan Maharani pernah menyaksikan ketika ibunya, Megawati, dikonfrontir langsung oleh utusan penguasa yang melarang ia masuk dalam struktur PDI. Di situ Puan Maharani belajar bagaimana secara tenang menghadapi tekanan politik dan tetap berpegang teguh pada perjuangan.

Masa kuliah Puan Maharani di Universitas Indonesia FISIP Jurusan Komunikasi Massa berlangsung normal seperti mahasiswi lainnya. Puan Maharani juga berkesempatan magang di majalah Forum Keadilan dan merasakan tantangan dunia jurnalistik seperti mencari nara sumber dan kesibukan di kantor menjelang naik cetak.

Setelah itu Puan Maharani terus mendampingi, menyaksikan dan belajar dari ibunya, Megawati, saat ia melalui berbagai peristiwa politik yang melahirkan PDI Perjuangan. Begitu juga saat para aktivis dan pejuang reformasi berkumpul di rumah Kebagusan, Puan Maharani ada di situ mendengar berbagai pembicaraan mereka termasuk membantu di dapur umum.

Waktu terus bergulir dan Puan Maharani selain turut menjalankan usaha keluarga juga terus mendampingi ibunya, Megawati, dalam berbagai acara politik, termasuk saat lahirnya PDI Perjuangan. Beberapa kali Puan Maharani diajak untuk mulai benar-benar terjun ke dunia politik tapi dia merasa belum waktunya karena kedua anaknya masih perlu didampingi orangtuanya.
Terjun ke Politik

Pada tahun 2006 Puan Maharani akhirnya mulai secara aktif terlibat dalam organisasi politik. Pertama menjadi anggota DPP KNPI Bidang Luar Negeri. Puan Maharani akhirnya mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2009 dari Dapil Jawa Tengah V (Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali). Puan Maharani akhirnya terpilih dengan suara terbanyak kedua di tingkat nasional yaitu 242.504 suara.

Di internal PDI Perjuangan, Puan Maharani dipercaya menjadi Ketua Bidang Politik & Hubungan Antar Lembaga yang memiliki peran strategis dalam penentuan sikap politik dan komunikasi Partai dengan organisasi lainnya dan Puan Maharani juga dikenal mengedepankan pesan bahwa PDI Perjuangan harus menjadi "Sistematis, Realistis, Ideologis".