Judul : Pantai Lumbung dan Watu Lumbung
link : Pantai Lumbung dan Watu Lumbung
Pantai Lumbung dan Watu Lumbung
Batu karang adalah hal yang lazim berada di pantai. Namun, batu karang yang berada di dua pantai dibawah ini terbilang unik. Formasi batu yang berada di dua pantai ini menjulang tinggi menyerupai sebuah bangunan lumbung padi. Oleh karena itu Masyarakat di tempat dimana dua pantai ini berada menjuluki pantai-pantai ini dengan nama yang mirip, yaitu Pantai Watu Lumbung di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta dan Pantai Lumbung di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Pantai Watu Lumbung
Memang batu raksasa inilah yang menjadi icon dari pantai yang terletak di Desa Balong, Kecamatan Girisubo tak jauh dari Pantai Wediombo ini. Sesekali ombak melesat naik ke batuan karang dan membasahi sekitarnya.
Jangan membayangkan pantai ini kita bisa bermain pasir apa lagi berenang. Sebagian besar pantai ini hanya batuan karang saja jika pun ada pasir itupun hanya sedikit dan tipis tidak seperti pantai-pantai wisata lainnya di Gunungkidul. Sisi-sisi karang yang berbatasan dengan laut memiliki kedalaman yang cukup dalam. Ombak pun tak bosan-bosannya menerjang formasi karang pantai Watu Lumbung ini. Saat air laut pasang karang ini sebagian tenggelam oleh air laut hingga yang terlihat hanya karang Watu Lumbungnya saja.
Di pantai ini wisatawan juga bisa menyaksikan cantiknya sunset atau matahari terbenam. Langit berubah menjadi orange dengan goresan warna merah yang sangat indah. Tidak ada suara bising kendaraan dan hiruk pikuk yang memusingkan kepala, yang ada hanya perasaan damai saat menikmati suguhan alam yang begitu indah di Pantai Watu lumbung.
Jalan menuju pantai ini belum sempurna. Sekitar 600 meter masih tanah, tapi 2 kilometer sebelumnya sudah di corblok.
Di pantai itu juga ada batuan vulkanik yang berasal dari Gunung Batur yang konon pernah aktif dan meninggalkan sisa-sisa letusannya di pantai Watu Lumbung dan pantai Wediombo. Sebab letak pantai ini tepat di sisi kiri objek wisata religi Gunung Batur.
Pantai ini memang menjadi tempat favorit bagi mereka yang hobi memancing. Setiap akhir pekan utamanya saat air surut, nampak beberapa pemancing sedang asik menunggu umpannya di spotnya. Kita juga dapat menikmati kesibukan nelayan menebar jala di sekitar pantai ini maupun mengambil tangkapannya.
Pantai ini cocok untuk mereka yang suka tracking, berpetualang ke tempat tersembunyi dan penghobi mancing. Selain itu, jika tidak ingin lama-lama di Pantai Watu Lumbung, wisatawan juga bisa mendirikan tenda untuk camping di terminal Pantai Watulumbung. Suasana camping pada malam hari akan terasa menyenangkan dengan suara hewan hutan dan serangga-serangga yang bersahut-sahutan.
Pantai Lumbung
Pucanglaban merupakan sebuah desa dan sekaligus ibukota Kecamatan Pucanglaban, Tulungagung. Uniknya, desa ini justru berada di pelosok kecamatan, di mana sebelah timurnya berbatasan dengan Kabupaten Blitar dan sebelah selatan berbatasan dengan samudra Hindia. Konsekuensi dari posisinya yang berbatasan langsung dengan samudra, menyebabkan pesisir desa ini dihiasi oleh hamparan pantai-pantai yang indah. Salah satu pantainya memiliki batu karang yang menjulang indah, yaitu pantai Lumbung.
Pantai Lumbung, lebih dikenal di kalangan para pemancing. Hal tersebut memang cukup beralasan sebab akses untuk turun ke pantai masih sulit dan berbahaya. Penduduk setempat memang tidak merekomendasikan pantai ini untuk dikunjungi, sebab Desa Pucanglaban sudah memiliki Pantai Molang sebagai icon wisata.
gambar kredit: islahagus.blogspot
Namun Pantai Lumbung memang eksotis. Walau pantainya tidak terlalu lebar tapi pemandangan di sini benar-benar memukau. Keindahan itu ditambah dengan adanya batu karang yang menjulang megah.
Demikianlah Artikel Pantai Lumbung dan Watu Lumbung
Sekianlah artikel Pantai Lumbung dan Watu Lumbung kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pantai Lumbung dan Watu Lumbung dengan alamat link https://batanguntukindonesia.blogspot.com/2015/08/pantai-lumbung-dan-watu-lumbung.html
0 comments: