Saturday, February 11, 2017

Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri

Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri - Hallo sahabat Batang Untuk indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel berita unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri
link : Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri

Baca juga


Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri


Setiap pasangan yang sudah menikah tentu akan berjanji untuk sehidup semati dan rela menjalani masa susah maupun senang secara bersama-sama. Sayangnya, banyak pasangan saat ini yang memilih perceraian dan berpisah karena beragam alasan. Mulai dari ketidakcocokan sampai alasan tak kunjung dikaruniai momongan.

Namun berbeda dengan pasangan asal Thailand ini. Kisah cinta mereka menuai perhatian banyak orang di dunia maya. Pasalnya, sang pria rela melakukan apa saja termasuk kelaparan bertahun-tahun demi merawat istrinya yang terbaring sakit.

Menurut informasi yang  kutip dari Viral4real, Minggu (12/2), istri pria itu mengalami kelumpuhan dan tak bisa beraktivitas normal akibat digigit ular tahun lalu.

Kondisi tersebut menyebabkan ia tak bisa melakukan apa-apa, bahkan untuk bergerak. Alhasil, sang suami yang merawatnya dalam kondisi kekurangan dan rela tidak makan sebelum istrinya makan terlebih dahulu.


"Kami sebelumnya bersumpah untuk menjalani kehidupan ini bersama-sama. Istri saya adalah orang yang paling penting dalam hidup saya, dan saya tidak akan pernah meninggalkan dia, "kata pria yang tak diketahui identitasnya itu.

Pasangan yang berasal dari Provinsi Sa Kaeo ini membuat banyak orang di sekitarnya merasa kasihan. Apalagi pria itu tak bisa bekerja dan pergi jauh dari rumah karena harus mengurus istrinya.

Meskipun keduanya mendapatkan subsidi dari para tetangga sebesar 700 Baht atau sekitar Rp 260 ribu/bulan, namun jumlah ini tentu tidaklah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua.

Untungnya kisah cinta pasangan ini tengah viral sehingga beberapa netizen di Thailand tergerak untuk berdonasi untuk mereka. Netizen banyak yang memberi makanan, perlengkapan sehari-hari, dan uang dari netizen yang tak bisa mengunjungi mereka.

"Saya mungkin tidak memiliki sebuah rumah yang indah atau mobil, tapi saya mendedikasikan hati dan jiwa saya untuk istri saya. Saya tak pernah mengingkari kata-kata saya ini," ujar pria tersebut.

Selain menunjukkan bukti cintanya kepada sang istri, pria itu juga percaya bahwa kondisi istrinya akan pulih. "Dalam kehidupan, kamu harus selalu memiliki harapan," ungkapnya.

Begitulah cinta sejati. Bahkan tak hanya kehidupan melarat, seorang ,milyader yang laya raya pun bahkan rela merawat istrinya yang 25 tahun lumpuh!


Seperti kisah sepasang suami istri yang diagikan pengguna Facebook, Tommy Dyan Kurnia Putra.

Tommy membagikan kisah seorang suami, yakni Eko Pratomo Suyatno yang rela merawat istrinya yang sudah lumpuh selama 25 thaun.

Diceritakan, Eko yang dikenal sebagai seorang miliader ini dengan penuh cinta merawat istrinya yang sakit.

Eko pun tak mengizinkan anak-anaknya untuk merawat istrinya dengan alasan yang mengharukan.

Berikut kisah lengkapnya:

"Kisah Nyata...
Sang Miliader, Merawat Sendiri Istri Selama 25 Tahun
Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan.

Dialah salah seorang tokoh di balik kemajuan industri reksadana di Indonesia sekarang ini, juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana

besar di negeri ini. Ia tergolong miliader.

Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan, pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat.

Tulisan ini, bukan hendak menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Tetapi, kesehariannya yang luar biasa.

Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja, bahkan sudah mendekati malam. Tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat
istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
Cobaan menerpa, tatkala istrinya melahirkan anak yang ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak
tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah, bahkan terasa tidak bertulang. Lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia gendong
istrinya ke depan TV, agar tidak merasa kesepian. Istrinya sudah tidak dapat bicara, selalu hanya terlihat senyum.

Untunglah kantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya untuk makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yang dia
alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan mata, namun bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan.

Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun.

Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yang
masih kuliah.

Pada suatu hari…
Saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya – karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing – Pak Suyatno
memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu: Semua anaknya dapat berhasil.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati, si anak sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. Bahkan bapak tidak
ijinkan kami menjaga ibu,” kata si sulung dengan air mata berlinang.

“Sudah ke empat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu pun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak? Dengan berkorban

seperti ini, kami tidak tega melihat bapak, kami berjanji akan merawat ibu sebaik-baiknya secara bergantian,” tambah si sulung melanjutkan permohonannya.

”Anak-anakku… Jika perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi. Tetapi ketahuilah, dengan adanya ibu kalian di
sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian." Sejenak kerongkongannya tersekat.

"Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta, tidak satu pun dapat dihargai dengan apa pun. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia
menginginkan keadaanya seperti ini?

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang? Kalian menginginkan bapak yang
masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit?” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-
anaknya.

Meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno. Mereka juga menyaksikan butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno, yang dengan pilu menatap mata suami
yang sangat dicintainya.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta di Jakarta untuk menjadi narasumber. Host mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno,
kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa? Di saat itulah meledak tangis Pak Suyatno, bersama tamu yang hadir di
studio yang kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru.
Pak Suyatno bercerita: “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinan tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian,

semua itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, yang sewaktu sehat dia dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan
hati dan bathinnya, bukan dengan mata. Dia memberi saya empat anak yang lucu-lucu.
Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama, itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintai dia apa
adanya. Jika dia sehat pun, saya belum tentu mau mencari penggantinya, apalagi dia sakit,” katanya sembari berurai air mata.

Setiap malam saya bersujud dan menangis. Saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas saja. Saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan
mendengar rahasia saya. Cinta saya kepada istri saya, sepenuhnya saya serahkan kepada Allah."

Kisah mengharukan ini ternyata menyentuh para netizen yang membacanya. Bagaimana menurut anda? (brilio.net/Tribunews)




Demikianlah Artikel Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri

Sekianlah artikel Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kisah Haru Suami Bertato, Rela Kelaparan Bertahun-tahun Demi Rawat Sang Istri dengan alamat link https://batanguntukindonesia.blogspot.com/2017/02/kisah-haru-suami-bertato-rela-kelaparan.html

SHARE THIS

Author:

0 comments: